KedaiPena.Com – ‘Unicorn’ tengah menjadi perhatian dari masyarakat Indonesia setelah dibahas oleh kedua belah pasangan calon presiden yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto pada debat capres kedua beberapa waktu lalu.
‘Unicorn’ sendiri adalah sebutan bagi start-up alias perusahaan rintisan yang bernilai di atas 1 miliar dollar AS atau setara Rp 13,5 triliun (kurs Rp 13.500 per dollar AS). Di Indonesia setidaknya hingga saat ini terdapat empat ‘unicorn’.
Keempatnya adalah Go-Jek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak. Jumlah ‘unicorn’ Indonesia tersebut termasuk banyak dibanding negara-negara di Asia Tenggara. Sebenarnya seberapa besar peran ‘unicorn’ bagi dunia pariwisata ini?
Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Don Kardono menilai bahwa peran ‘unicorn’ pada sektor dunia pariwisata sangat tinggi.
“Sangat kuat. Misalnya Traveloka, digital company yang membuat ‘travelers’ lebih mudah bergerak, lebih murah, memberi referensi buat ‘traveling’,” ujar Don dalam perbicangan dengan KedaiPena.Com, ditulis Selasa (5/3/2019).
Don menjelaskan ‘unicorn’ juga bisa mendukung program ‘sustainable’ tourism’. Mereka umumnya, melakukan ‘support’, ‘sustainable tourism observatory’, di 10 destinasi prioritas.
“Soal promosi ‘unicorn’ itu sudah langsung mempromosikan destinasi kita. Dengan Traveloka misalnya, sudah ada program ‘Co Branding Wonderful Indonesia’. Bahkan mereka mempromosikan destinasi, atraksi aksesibilitas dan amenitasnya,” papar dia.
Tidak hanya itu, lanjut Don, ‘platform digital’ ‘unicorn’ untuk ‘traveling’ juga ini sangat memudahkan wisatawan untuk ‘searching’, ‘booking’, ‘payment’. ‘Inventori’-nya baik di amenitas, atraksi maupun akses juga makin lengkap.
“Seperti Go-Jek atau Grab juga memudahkan orang bergerak, ‘point to point’. Menguntungkan buat ‘FIT freedom and independent travel’, yang ‘non group’, yang ke mana saja menggunakan aplikasi ‘super web’,” tutur Don.
“Dan Bukalapak juga bagus untuk menjual produk kerajinan, ‘souvenir’ dan lain-lain di destinasi wisata biar makin mendunia. Misalnya, ulos batak di Danau Toba bisa masuk di Bukalapak, dijual ‘online’,” pungkas Don.
Laporan: Muhammad Hafidh