Artikel ini ditulis oleh Guru Besar Ilmu Manajemen, Dekan Sekolah Pascasarjana Perbanas Institute, Pemerhati Sustainable Strategic Management, Steph Subanidja.
Visi Indonesia Emas 2045 semakin mengemuka semenjak Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, menyampaikan visi tersebut di acara debat calon Presiden dan Wakil Presiden.
Sejatinya visi itu telah disusun oleh Kementerian PPN/Bappenas dan diluncurkan oleh Presiden RI, Joko Widodo, pada 9 Mei 2019, dan Presiden merasa optimis bahwa Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar keempat atau kelima di dunia pada 2045.
Visi tersebut dapat dikatakan sebagai visi yang luhur karena diprediksi akan menyejahterakan masyarakat.
Namun bagi sebagian masyarakat, visi tersebut terkesan ambisius dan berada dalam jalan yang mendaki.
Lantas tantangan apa yang harus dihadapi, kondisi apa yang harus dipenuhi, serta langkah strategis apa yang harus diambil untuk menuju Indonesia Emas 2045?
Delapan Tantangan
Ada delapan tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai Indonesia emas tersebut.
Pertama, Indonesia masih menghadapi masalah ketimpangan sosial dan ekonomi yang signifikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, antara Jawa dan luar Jawa, serta antara kelompok penduduk yang berbeda.
Menyeimbangkan distribusi kekayaan dan kesempatan merupakan tantangan yang besar.
Kedua adalah pembangunan infrastruktur yang memadai membutuhkan investasi besar-besaran dan koordinasi yang baik antara Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
Tantangan tersebut termasuk pembiayaan, pembebasan tanah, perizinan, serta pengelolaan proyek yang efisien.
Ketiga, korupsi dan lemahnya tata kelola sering menjadi hambatan dalam pembangunan ekonomi dan sosial.
Memerangi korupsi dan memperkuat tata kelola yang baik membutuhkan komitmen politik yang kuat dan penegakan hukum yang efektif.
Keempat, peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan tenaga kerja, menjadi kunci dalam mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas untuk masa depan.
Ini memerlukan reformasi kurikulum, pelatihan guru dan dosen, serta akses yang lebih baik terhadap pendidikan berkualitas melalui investasi besar-besaran.
Kelima, perubahan iklim dan degradasi lingkungan merupakan ancaman serius terhadap keberlanjutan pembangunan.
Mewujudkan 100 tahun Indonesia, membutuhkan komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, melestarikan ekosistem, dan mengelola sumber daya alam dengan bijaksana.
Keenam, masih ada tantangan besar dalam meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, merata, dan terjangkau, penyakit menular, dan peningkatan harapan hidup.
Ketujuh, merayakan 100 tahun Indonesia memerlukan stabilitas politik dan keamanan. Mengelola konflik internal dan eksternal serta memperkuat ketahanan keamanan nasional menjadi penting untuk mencapai visi Indonesia 2045.
Kedelapan, Indonesia perlu meningkatkan daya saing ekonominya melalui inovasi, peningkatan produktivitas, serta pembangunan industri yang berbasis pada teknologi.
Meskipun jalannya mendaki, dengan komitmen yang kuat, kepemimpinan ekosistem yang bijaksana yang mampu menginspirasi dan menggerakkan masyarakat, kolaborasi dan konsensus kuat dan berkesinambungan, serta kerja sama dari seluruh elemen masyarakat, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Sepuluh Kondisi yang Harus Dipenuhi
Untuk mencapai visi “Indonesia Emas 2045”, ada 10 kondisi yang harus dipenuhi.
Pertama, adalah kepemimpinan ekosistem yang visioner dan berkelanjutan, kuat, serta mampu memimpin dengan integritas, keberanian, dan inovasi.
Kedua, stabilitas politik yang kokoh dan kondisi keamanan yang terjamin sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan.
Ketiga,kebijakan ekonomi yang memadai perlu secara konsisten dan berkelanjutan dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, memperkuat sektor-sektor unggulan, serta meningkatkan daya saing dan produktivitas.
Keempat, pembangunan infrastruktur yang memadai dan berkualitas perlu terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, konektivitas antar wilayah, serta efisiensi dalam distribusi barang dan jasa.
Kelima, investasi dalam pendidikan, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia secara besar-besaran perlu dilakukan agar masyarakat memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja global.
Keenam, meningkatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas, perlindungan sosial yang luas, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah wajib untuk diwujudkan.
Ketujuh adalah kesadaran lingkungan yang tinggi untuk melestarikan lingkungan hidup, menggunakan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
Kedelapan, pemberantasan korupsi dan peningkatan tata kelola yang baik dalam semua lapisan pemerintahan dan sektor masyarakat diperlukan guna menciptakan lingkungan bisnis yang bersih dan transparan.
Kesembilan adalah kemitraan internasional yang kuat di berbagai pengetahuan, teknologi, dan sumber daya guna mendukung pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia. Kesepuluh adalah partisipasi aktif dan inklusif keterlibatan semua elemen masyarakat dalam proses pembangunan.
Pencapaian visi “Indonesia Emas 2045” memerlukan komitmen bersama dari seluruh rakyat Indonesia, Pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan semua pemangku kepentingan lainnya.
Sepuluh Langkah Strategis
Mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 memerlukan kerja keras, kerja bersama, berkesinambungan, dan komitmen kuat dari semua pemangku kepentingan di Indonesia.
Untuk mewujudkan visi tersebut, 10 langkah strategis perlu diambil di berbagai bidang.
Pertama, investasi besar-besaran perlu dilakukan dalam sistem pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi untuk memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses yang sama dan berkualitas terhadap pendidikan.
Hal ini mencakup peningkatan dalam kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, pengembangan keterampilan, serta pengajaran teknologi dan inovasi.
Kedua, pembangunan infrastruktur yang memadai menjadi landasan untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan perlu secara terus menerus dilakukan.
Ini termasuk jaringan transportasi yang baik, infrastruktur energi yang andal, serta konektivitas digital yang luas.
Ketiga adalah peningkatan ekonomi dan kewirausahaansecara inklusif dengan memberdayakan sektor-sektor ekonomi berpotensi tinggi, seperti pertanian modern, industri kreatif, teknologi informasi, pariwisata, dan manufaktur.
Mendukung kewirausahaan dan inovasi juga penting untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing.
Keempat adalah pemberantasan korupsi dan penguatan tata kelola melalui peningkatan transparansi, akuntabilitas, dan penegakan hukum untuk meningkatkan kepercayaan investor.
Kelima adalah peningkatan kesejahteraan sosial dengan memperluas akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, jaminan sosial, serta memperhatikan kebutuhan penduduk rentan seperti anak-anak, lansia, dan difabel.
Keenam adalah perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan dengan mengembangkan kebijakan dan praktik yang ramah lingkungan untuk melindungi sumber daya alam, memerangi perubahan iklim, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ketujuh adalah peningkatan diplomasi dan hubungan internasional dengan membangun kemitraan yang kuat dengan negara-negara lain untuk mendukung perdamaian, keamanan, dan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.
Kedelapan adalah kemandirian pangan dan energi melalui peningkatan produksi pangan dan energi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan ketahanan pangan serta energi.
Kesembilan adalah penguatan inovasi teknologi dan riset pengembanganuntuk meningkatkan daya saing dan memecahkan masalah-masalah kompleks.
Dan kesepuluh adalah partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan melalui dialog yang terbuka, inklusif, dan demokratis.
[***]