KedaiPena.Com – Mendaki gunung bersama keluarga lengkap adalah suatu hal yang amat sangat diimpi-impikan bagi penggemar kegiatan alam bebas.
Mendaki gunung bersama anak serta pasangan hidup menjadi sesuatu yang mengasyikan.
Seperti ialah itulah yang rasakan oleh seorang ibu dengan lima anak, Fitri Agustinas yang mendaki gunung Gede Pangrango, Jawa Barat, belum lama ini.
Fitri begitu ia disapa menghabiskan tiga hari dua malamnya bersama ke lima anak dan suami tercinta di gunung favorit para pendaki. Dari kelima anak, tiga diantaranya masih terbilang muda untuk mendaki gunung.
Tiga anak terkecil Fitri sendiri berusia 9, 5 dan 1,5 tahun. Fitri mengaku bahagia bisa membawa anak bontot perempuannya yang masih batita ke gunung Gede Pangrango.
“Perjalanan ke Gunung Gede Pangrango jalan dari. Dari Cibodas jam 11 sampai kandang badak hampir maghrib. Saya bersama anak saya berlima. Dua sudah besar yang tiganya masih kecil. Umur 9 tahun, 5 tahun dan 1,5 tahun,†ujar Fitri saat berbincang dengan KedaiPena.Com, Kamis (28/6/2018).
Sang anak yang masih berusia 1,5 tahun, lanjut Fitri, digendong dengan ‘baby carier’ oleh sang ayah. Sedangkan, kedua anaknya yang masih berusia 9 dan 5 tahun mendaki sendiri hingga Kandang Badak tempat camping malam pertama.
“Meskipun pas sampai Kandang Badak si bontot kedingan. Tubuhnya biru saat itu porter belum datang membawa tenda sehingga sang bayi langsung saya bawa ke pojokan untuk di peluk dan diberi ASI.
Alhamdulilah pas porter datang, langsung mendirikan tenda. Si bayi langsung saya bawa masuk ke tenda,†ujar dia.
Lantas Fitri pun memberikan tips and trik untuk para ibu yang ingin membawa batita mendaki gunung. Fitri menyarankan, penting bagi sang Ibu untuk membawa obat-obatan dan peralatan bayi.
“Serta jaket yang ada kupluknya saya juga menyiapkan berlapis-lapis kaos kaki untuk persiapan pendakian ini. Jaket polar juga penting,†imbuh Fitri.
Tak hanya itu, Fitri juga berpesan, penting untuk setiap orang tua yang membawa anak dan batita menjaga mood saat melakukan pendakian. Terlebih sang batita yang terkadang gampang bosan dan mudah terganggu moodnya.
“Tapi tidak apa apa demi mengajarkan mereka soal pentingnya menjaga lingkungan. Karena ketika mereka naik kemarin mereka melihat bahwa di gunung itu banyak sampah dan lain-lain. Ya biar mereka lebih arif dengan alam dan juga biar melek, bisa bekerja sama antar keluarga dan berbagi dengan orang-orang yang mendaki gunung juga misalnya air dan lain,†jelas dia.
Terakhir, Fitri memaparkan, efek yang ada saat melakukan pendakian bersama keluarga, utamanya kepada sang anak yang memiliki kesibukan masing-masing.
“Sehabis mereka melakukan pendakian mereka jadi lebih intens berkomunikasi. Yang awalnya saling sibuk dengan gadget masing-masing, karena ga ada apa apa. Mungkin rempong sih tapi melihat anak-anak happy, terutama yang batita karena pas sampe di Kandang Badak larian-larian dan senang,†tandas Fitri.
Laporan: Muhammad Hafidh