KedaiPena.Com – Jejaring aktivis gerakan reformasi yang berhimpun di Jaringan ’98 berharap proses dan tahapan Pemilu yang rencananya akan digelar pada Rabu, 17 April 2019 mendatang berlangsung jujur, adil dan damai.
Kondusifitas ekonomi-politik menjadi prasyarat utama momentum politik elektoral tersebut, agar rakyat dapat leluasa menyalurkan hak konstitusionalnya, khususnya untuk menentukan kepemimpinan nasional di Pilpres, yang berbarengan dengan pemilihan DPR dan DPD RI.
“Sepertinya hanya ada dua bakal capres RI yang potensial maju berkompetisi yakni Prabowo Subianto dari oposisi kerakyatan dan Joko Widodo sebagai petahana. Perang urat syaraf dan manuver mulai digencarkan, walau terkesan justru pihak Istana Negara dan partai pendukung rezim Jokowi yang sibuk akrobatik menaikkan elektabilitas yang kian terpuruk akibat berbagai kebijakan yang dinilai merugikan rakyat, juga maraknya gerakan tagih janji Pilpres 2014 di media sosial,” ujar Jurubicara Jaringan ’98, Ricky Tamba melalui pesan elektronik ke media, Rabu (20/6/2018).
Dalam catatan Jaringan ’98, tagar #2019GantiPresiden telah dicuit sekitar tiga ratusan juta (300 juta) kali di aneka aplikasi media sosial (medsos), sementara pendukung #2019TetapJokowi hanya puluhan juta cuitan.
Di era cyber digital, perlawanan publik selalu dimulai dari keresahan dan aspirasi di medsos, yang akhirnya termanifestasi di dunia kehidupan nyata. Contoh nyata adalah Aksi Bela Islam 212 yang didukung tumpahnya jutaan rakyat berdemonstrasi, dengan mekanisme propaganda, mobilisasi dan koordinasi via medsos.
“Alhamdulillah Idul Fitri berlangsung kondusif, demikian pula harapan situasi nasional jelang pendaftaran capres-cawapres ke KPU bulan Agustus. Publik menunggu siapakah yang akan menjadi cawapresnya Prabowo dan Jokowi. Pemilihan tokoh yang digandeng berpengaruh ke kepastian partai pengusung. Selain itu, akan membuat rakyat mengerti lebih awal tentang karakteristik kepemimpinan dan pertarungan gagasan dari pasangan yang dimajukan,” terang Ritam, sapaan akrabnya.
Bila Prabowo Subianto menggandeng Anies Baswedan, lanjut dia, akan menjadi sebuah perpaduan yang menarik bagi rakyat. Figur Prabowo yang sangat populis dan nasionalis patriotik, bersanding dengan sosok Anies yang santun, intelektual dan memiliki rekam jejak sebagai aktivis mahasiswa.
Beberapa partai selain Gerindra diprediksi akan tertarik turut mengusung. Selain berkarakter, rencana regenerasi kepemimpinan nasional akan berlangsung sesuai sikap yang telah dilontarkan Prabowo di beberapa kesempatan.
Di sisi lain, walau sudah ada puluhan tokoh nasional yang memiliki keinginan dilamar, petahana Joko Widodo sebaiknya memperhitungkan figur muda Puan Maharani yang baru berusia 45 tahun sebagai cawapresnya. Selain faktor kepastian partai pengusung yakni PDI Perjuangan, jumlah basis massa hampir 24 juta pemilih solid di Pileg 2014 menjadi variabel penting dalam kontestasi elektoral.
Citra Jokowi yang jujur, sederhana dan merakyat akan mudah disosialisasikan all out melalui struktur konkret PDIP yang ada hingga seluruh pedesaan se-Indonesia, yang telah terbukti dan teruji menghantarkan Jokowi ke kursi kepresidenan.
“Menarik bila 2019 Prabowo-Anies versus Jokowi-Puan. Kami yakin tingkat partisipasi pemilih akan meningkat dan politik elektoral menghasilkan kepemimpinan yang legitimasinya kuat dan berkarakter. Harapannya, proses regenerasi dapat berjalan alamiah serta Pemilu 2019 akan berlangsung jujur, adil dan damai. Jauhi segala upaya kecurangan, manipulasi data dan penyalahgunaan kewenangan yang dapat menciderai semangat demokrasi. Kalah legawa, menang tak jumawa. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menjaga dan memberkahi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tercinta,” pungkas Ricky Tamba.
Laporan: Irfan Murpratomo