PADAÂ perkembangan terakhir, tentang kemenangan pada pemilu pendahuluan di New York 19 April lalu telah memberikan suatu gambaran awal dari calon pemimpin di negara AS.
Publik di AS dan dunia sedang menunggu siapa calon pemimpin yang terpilih mendatang. Mengapa komunitas internasional menantikan hal tersebut? Tentunya komunitas internasional tengah menunggu berbagai bentuk kebijakan pemerintah AS mendatang.
Secara garis besar pola kebijakan politik luar negeri AS akan sangat dipengaruhi oleh berbagai hal yakni tradisi kebijakan luar negeri AS, nilai-nilai patriotisme bangsa AS dan platform partai politik. Dengan demikian kemenangan presiden dari partai tertentu di AS akan sangat menentukan platform partai politik.
Kemenangan George H.W Bush dari Partai Republik misalnya, telah memberikan suatu pelajaran bahwa kepemimpinan politik di bawah Partai Republik akan cenderung berorientasi ke dalam. Melestarikan nilai-nilai konservatif AS dalam hal pencapaian kepentingan nasional.
Sikap unilateralisme untuk pencapaian tujuan-tujuan kepentingan nasional terutama keamanan nasional sangat kental ketika Bush Jr melaksanakan invasi ke Afghanistan 2001 dan Irak 2003. Hal ini disebabkan bahwa PBB dan komunitas internasional tidak mampu bekerjasama dengan semangat yang sama dalam perang melawan terorisme.
Hal lain tentang sikap unilateralisme AS adalah penolakan AS dibawah kepemimpinan Bush Jr tentang ratifikasi protokol Kyoto 1998.
Tidak begitu mengejutkan, karena tradisi politik Jacksonian sangat kental di dalam platform Partai Republik. Tradisi ini lebih menekankan kepada pencapaian konsolidasi politik domestik dalam negeri dan pelestarian kepentingan-kepentingan kelompok konservatif.
Di sisi yang lain, Partai Demokrat merupakan partai yang lebih moderat. Memiliki orientasi keluar dan mengedepankan nilai-nilai multilateralisme. Tradisi Wilsonian sangat kental di dalam Partai yang satu ini. Hal ini membuat AS cenderung lebih kooperatif dalam fora internasional.
Lihat saja bagaimana Bill Clinton menginisiasi forum multipihak yaitu Six Party Talks saat AS berupaya memecah kebuntuan krisis Semenanjung Korea pada tahun 1996. Partai Demokrat percaya bahwa kemakmuran dan kesejahteraan global dapat dicapai denga kerjasama internasional.
Hal ini dapat dilihat dari inisiasi TPP yang digagas oleh AS dibawah kepemimpinan Obama. AS di bawah kepemimpinan Obama juga memberikan apresiasi yang cukup tinggi dalam segi hukum internasional ketika harus menerima kenyataan bahwa keinginan untuk melakukan intervensi militer ke Suriah mendapatkan veto dari Rusia dan China.
Apakah faktor individu memiliki pengaruh signifikan? Secara idiosinkretik, Individu tidak bisa dilepaskan dari analisis politik luar negeri, tetapi kebijakan luar negeri merupakan suatu proses yang kompleks yang tidak hanya melibatkan individu, tetapi juga perilaku organisasi dan birokrasi politik.
Lalu bagaimana selanjutnya? Pemerintah Indonesia dituntut untuk melihat peluang secara jeli siapapun pemenangnya baik itu Presiden maupun ‘Ruling Party’ di AS. Dengan demikian Indonesia bisa menentukan Kebijakan luar negeri yang tepat terhadap AS
Oleh Yudha Kurniawan, Dosen HI, FISIP Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama)