KedaiPena.Com – Kementerian Pariwisata membuat skenario untuk mempertahankan wisatawan baik dalam maupun luar negeri yang ada di Bali.
Seperti diketahui, Gunung Agung berstatus awas. Dan ini mempengaruhi pariwisata di Pulau Dewata tersebut.
Menpar Arief Yahya mengatakan, dalam beberapa hari ke depan baik wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara diarahkan liburan ke Lombok.
Skenarionya, Menpar menyebut 3A, Akses, Amenitas dan Atraksi. Khusus Akses, disiapkan alternatif jalan darat dan laut, jika bandara Ngurah Rai off.
“Kalau bulan ini terjadi anginnya ke barat, berarti skenario kami ke Lombok. Wisatawan yang ada di Bali akan disiapkan transportasi menuju Lombok,” ujar Menpar Arief Yahya dalam keterangan yang diterima KedaiPena.Com, ditulis Jumat (6/10).
Skenario laut, para turis akan diangkut melalui moda transportasi laut dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, Jawa Timur menuju Gilimanuk di Bali, pp.
Arief menambahkan, jika ada 60.000 orang, sebagian turis akan diangkut memakai kapal ferry. Sehingga ada sekitar lima unit kapal ferry yang disiapkan pemerintah.
“Kalau itu 5.000, kita ambil empat sampai lima kapal besar, seminggu selesai,” cetus pria asal Banyuwangi ini.
Dalam peninjauannya ke Pura Besakih, Menpar Arief Yahya berdiskusi dengan tim Basarnas yang bertugas, masyarakat Bali, dan Wisman yang berkunjung ke Pura Besakih.
Di Pura Besakih sendiri sedang ada acara Sembahyang Purnama oleh masyarakat, pada hari itu untuk doa keselamatan bagi seluruh masyarakat Bali.
“Kami berharap semua dampak dapat diminimalisasi, utamanya yang berdampak pada sektor Pariwisata di Tanah Air,†katanya.
Soal Amenitas, Menpar berkoordinasi dengan PHRI dan industri pariwisata untuk menyiapkan diskon khusus pada wisatawan yang terpaksa harus tinggal lebih lama karena bandara off.
“Sedang disiapkan skenario, hari pertama diskon 100-80%, lalu diskon diturunkan secara bertahap,†jelas Arief Yahya.
Soal Atraksi, Menpar Arief meminta hotel, bandara di Lombok, pelabuhan, dan lokasi pengungsian untuk disiapkan hiburan. Biar mereka merasa nyaman, selama masa erupsi.
Laporan: Muhammad Hafidh