KedaiPena.Com – Kepesertaan pekerja di sektor informal harus menjadi perhatian penuh bagi Direksi dan Dewan Pengawasa BPJS Ketenagakerjaan periode 2021-2026.
Salah satu yang dapat dilakukan dengan meningkatkan brand awareness dari lembaga penyelenggara jaminan sosial tersebut.
Demikian disampaikan oleh salah satu penulis dari buku Strategi Membumikan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, peneliti Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Irwanda Wisnu Wardhana dalam lauching yang diselenggarakan di Kaffeine Kline, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Minggu, (21/2/2021).
“Brand awareness jadi tentang bagaimana BP Jamsostek atau BPJS Ketenagakerjaan itu diketahui oleh masyarakat,” tegas Wisnu begitu ia disapa.
Wisnu mengaku, jika banyak masyarakat yang tidak mengetahui soal BPJS Ketenagkerjaan. Hal itu diketahui, Wisnu saat turun ke masyarakat sesaat sebelum mendaftarkan diri sebagai calon direksi BPJS Ketenagkerjaan.
“Jadi orang tidak tahu apa namanya BP Jamsostek atau BPJS ketenagakerjaan yang dibenak masyarakat adalah tahunya hanya BPJS kesehatan,” papar Wisnu.
Wisnu menambahkan, jika masalah brand awareness tersebut tidak bisa diselesaikan, maka upaya membumikan jamaninan sosial ke masyarakat khususnya pekerja informal akan percuma.
“Membumikan itu bahasa-nya adalah kalau kita mau beli pasta gigi kita tahunya hanya satu merek. Kalau, mau beli minuman botol tahunya hanya satu merek saja. Jadi itu sudah membumi berarti atau disebut top of main,” tegas Wisnu.
Wisnu juga menekankan, pentingya optimalisasi peran masyarakat dalam mengejar target pekerja di sektor informal.
“Bagaimana kemudian terjadi alokasi sumberdaya yang sangat optimal dari sisi BP Jamsostek sebagai pemilik pekerjaan dan masyarakat sebagai target, yang selama ini dilakukan saya lihat problemnya tidak terjadi proses katakanlah optimalisasi peran yang ada di masyarakat jadi selama ini,” papar Wisnu.
Wisnu menekankan, agar pihak BPJS Ketenagakerjaan juga mampu melakukan sosialisasi yang tepat untuk menyaring sektor pekerja informal. Caranya, kata dia, bisa melalui medsos, door to door hingga ormas keagamaan.
“Kita ajak seperti majelis ulama, muhammadiyah atau yang lainnya atau bahkan yang lainnya dan itu juga membicarakan bagaimana membangun konsep sosial security untuk Indonesia yang membumi,” tutur Wisnu.
Wisnu pun berharap, agar para direksi BPJS Ketenagakerjaan yang baru mampu tancap gas dan mengejar peningkatan keanggotaan pekerja informal.
“Minimal dapat peningkatan mendekati 50% mudah-mudahan keanggotaannya,” tandas Wisnu.
Laporan: Muhammad Hafidh