KedaiPena.Com – Indonesia mendapat respons positif dan diakui sebagai t‎ravel destination ‎yang terbaik oleh China Travel and Leisure. Ini menegaskan Indonesia sudah mulai mendapatkan respon yang bagus dari pasar Tiongkok.Â
Gambarannya sudah bisa dilihat di periode Januari sampai Agustus 2016. Di periode itu, kunjungan wisman Tiongkok mencapai 980.184 orang.
‎
Angka itu mampu menggeser Singapura yang menyumbang 939.231 wisman ke Indonesia. Sebuah prestasi besar mengingat, Singapura tak pernah absen sebagai penyumbang wisman terbanyak ke Indonesia.Â
“Wisman Tiongkok sudah nomor satu. Dan beberapa bulan ini, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sudah menembus angka di atas satu juta wisman,†kata ‎Sesmen Kemenpar, Ukus Kuswara, Rabu (16/11).‎
Salah satu hal yang membuat wisatawan asing tergoda plesiran ke Indonesia adalah kampanye hebat yang didukung Presiden Joko Widodo. Masyarakat Tiongkok dirayu untuk menikmati eksotisme alam dan keindahan budaya nusantara.‎
Faktor ini dinilai punya pengaruh besar mengingat outbound orang Tiongkok yang bepergian ke luar negeri di 2015 saja ada 120 juta orang.Â
“Yang ke Thailand sudah 8 juta wisman. Ke Korea, Hongkong dan Jepang angkanya juga lumayan tinggi. Tapi yang ke Indonesia baru 1%, masih di angka 1,2 juta orang. Ini yang coba dikejar,†timpal dia.‎
‎Sementara itu, Asisten Deputi Pemasaran Asia Pasifik, Vinsensius Jemadu mengatakan, h‎al lain yang ikut mempengaruhi adalah kebijakan Bebas Visa Kunjungan. Saat ini, sudah ada 169 negara yang sudah masuk ke dalam list Bebas Visa Kunjungan. Dan Tiongkok, Singapura, Australia serta Jepang yang ada di top 5 penyumbang wisman terbanyak ada dalam list BVK.Â
“Sejak Perpres turun, Kemenpar langsung action menyosialisasikan kemana-mana. Dan itu kami promosikan juga,†tandas VJ, sapaan akrab Vinsensius Jemadu.
‎
Implementasinya dikawal langsung oleh Menpar Arief Yahya. Semua lini dipelototi detail, dipaksa lari cepat, dipantau sampai ke ujung sampai realisasi konkret di lapangan. “Hasilnya ya seperti sekarang ini,†ungkapnya.
Deregulasi di sektor kepariwisataan juga terus dilakukan. Salah satu hasilnya adalah pencabutan cabotage untuk cruise, sehingga kapal pesiar dengan bendera asing boleh menaik-turunkan penumpang di pelabuhan di Indonesia. Ada lima pelabuhan yang sudah membuka cabotage itu, dari Belawan, Tanjung Priuk, Tanjung Perak, Benoa dan Makassar.
Deregulasi lain adalah CAIT (Clearance Approval for Indonesian Territory), yang membuat yachts harus mengurus izin 3 minggu untuk sailing ke perairan Indonesia. Saat ini sudah dicabut dan diganti dengan CIQP biasa, Clearance, Immigration, Quarantine dan Port saja.Â
“Sekarang tinggal 3 jam saja, dan benchmark-nya Singapura, hanya cukup 1 jam. Kami sedang menuju ke sana,†kata VJ.
Setelah semua hal tadi, belakangan Wonderful Indonesia juga kian gencar beralih ke strategi go digital be the best. Menggunakan digital dalam semua aspek, dari pemasaran, sampai ke industri pariwisata. Setelah itu, memperkuat akses direct flight ke Indonesia. Salah satunya menjalin kerjasama dengan Singapore Airlines dan Silk Air yang sudah dilakukan di sela Leaders’ Retreat di Semarang, Senin (14/11).
Terakhir, ada program 100.000 homestay dengan arsitektur nusantara yang diharapkan bisa menjadi atraksi budaya yang khas sekaligus amenitas baru yang cepat dan murah. “Semua strategi Wonderful Indonesia sudah benar. Dan inilah hasil nyatanya. Kerja keras Wonderful Indonesia diakui China Travel and Leisure dengan perolehan award kemarin malam,†kata VJ.
‎Laporan: Irwan Nopiyanto