KedaiPena.Com – Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) 2020, potensial menjadi ladang pertarungan politik dinasti lama trah Airin melawan dinasti pendatang baru.
Dari kubu dinasti baru adalah anak Wapres Terpilih Maruf Amin, Siti Nur Azizah dan istri Mantan Cawapres Sandiaga Uno, Nur Asiah Uno.
Meski belum jelas siapa pemegang trah Airin, namun nama Wawalkot Benyamin Davnie, Sekda Muhammad dan adik kandung Airin, Aldrin Ramadian santer dikabarkan mengantongi restu.
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan, yang patut dicatat, agak cukup sulit untuk membuka mata masyarakat Tangsel tentang politik dinasti.
“Karena (masyarakat Tangsel) menganggap politik dinasti perkara biasa,” kata dia saat dihubungi KedaiPena.Com ditulis Jumat (23/8/2019).
Lihat saja Airin yang dua kali menang meski terkait dengan dinasti Atut yang menjadi pesakitan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Masyarakat Tangsel itu tahunya sering disapa, dipeluk hati dan pikirannya, dimudahkan semua urusannya, harga terjangkau, dan lain-lain. Mereka tak terlampau peduli dengan politik dinasti atau putra daerah. Siapa yang rebut hati mereka cenderung dipilih,” lanjutnya.
Dinasti politik sendiri adalah politik yang didasarkan pada keluarga besar tertentu yang diwariskan secara turun-temurun. Bukan hanya di Tangsel, di berbagai wilayah Indonesia, bahkan di negara lain.
Ia pun berharap, dengan demokrasi yang semakin terbuka, calon pemimpin harusnya diukur dari kapasitas dan kemampuan. Bukan diukur karena putra daerah, bagian dinasti politik.
“Pemimpin Tangsel harus memiliki kombinasi dari skill dan ‘political will’,” lanjutnya.
Yang lebih penting, lanjut Adi adalah hilangnya budaya politik dinasti dan politik identitas di Tangerang Selatan bisa menjadi sebuah kemajuan dalam berdemokrasi.
“Jadi siapapun yang maju, salah satu tantangan terbesar adalah memutus ketergantungan bahkan harus mengalahkan kekuatan politik dinasti dan politik identitas sebagai salah satu ukuran kemajuan dalam berdemokrasi,” tandas dia.
Laporan: Sulistyawan