KedaiPena.com – Pengembangan usaha dari sebagai pemenuh kebutuhan hidup hingga sebagai sarana menyejahterakan membutuhkan lembaga sebagai pendamping dan penyokong. Lembaga yang mampu melakoni peran ini lah yang ingin diwujudkan dalam gagasan konsep Wali Amanah di sistem ekonomi syariah.
Rektor ITB Ahmad Dahlan Dr. Mukhaer Pakkanna, SE, MM, menyampaikan gagasan Wali Amanah yang mampu mengambil bagian dalam menyejahterakan masyarakat tidak berbeda jauh dengan yang dilakukan oleh Muhammadiyah.
“Gagasan Wali Amanah yang disampaikan ini sangat menarik untuk dikaji. Mengingat konsep wali amanah yang dikenal saat ini adalah wali amanah sebagai bagian dari konsep pasar modal. Tapi saat konsep yang diajukan ini memiliki skup yang lebih luas maka konsep ini bisa dikaji berdasarkan setiap keilmuan,” kata Mukhaer dalam acara Bank Banten goes to Campus di Kampus ITB Ahmad Dahlan Ciputat, ditulis Minggu (21/11/2021).
Walaupun konsep ini belum akan menjadi bagian dari kurikulum, Mukhaer menyatakan konsep ini akan menjadi bagian pembahasan dari pihak akademik.
“Ide dari industri itu harus menjadi bagian dari kegiatan kampus. Tak hanya akan meningkatkan akreditasi kampus tapi juga akan mendorong penyelarasan kegiatan dan akan memperbanyak kajian komprehensif terhadap gagasan Wali Amanah tersebut,” ungkapnya.
Ia menyatakan konsep Wali Amanah sejalan dengan roh Muhammadiyah, Al Maun, yang mereferensikan advokasi sosial dan pemberdayaan.
“Dan ITB Ahmad Dahlan merupakan varian dari Muhammadiyah yang mengembangkan tagline socioentrepreneurs yang inline dengan Al Maun,” kata Mukhaer lagi.
Untuk mewujudkan tagline ini, sebuah perguruan tinggi harus memiliki networking penta helix.
“Keterhubungan akademik dengan pemerintah, dunia usaha atau industri, masyarakat dan media akan mendorong suatu inovasi akan menjadi bagian dalam mendorong gerakan mensejahterakan masyarakat. Jadi perguruan tinggi atau akademik tak hanya jadi elitis menara gading,” ucapnya.
Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarruddin menyatakan sebagai bankers yang sudah berpengalaman puluhan tahun, ia melihat bahwa pelaku usaha tidak hanya membutuhkan modal dana belaka.
“Tapi juga butuh coaching, motivasi atau technical advisor untuk memastikan usaha mereka dapat berkembang, berkelanjutan dan memiliki kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. Tanpa melupakan perputaran modal dan investasi kedepannya,” kata Agus dalam kesempatan yang sama.
Dibutuhkan terobosan, lanjutnya, untuk mengoptimalkan sistem ekonomi, dalam artian memastikan interaksi antara pemilik modal dan pelaku usaha untuk memberikan hasil optimal.
“Ini lah yang mendorong gagasan Wali Amanah, yang bukan hanya sebagai pengelola dana tapi juga menjadi mitra bagi pelaku usaha dan pemilik modal. Mitra yang mampu menjadikan pelaku usaha mendapatkan modal, pelatihan dan juga membuka akses pasar dan pemilik modal mendapatkan keuntungan dari perputaran dananya,” urainya.
Konsep wali amanah ini, menurut Agus, akan mampu mengelola dana dari pemilik modal dapat berkembang secara aman dan pengusaha dapat mencapai target yang sudah ditetapkan bersama.
“Wali amanah ini seperti middle-man yang menjadi penghubung antara pemilik modal dengan pemilik usaha sekaligus menjadi pengawas atas kegiatan masing-masing pihak,” urainya lagi.
Agus menyatakan kondisi ekonomi syariah saat ini, banyak didorong oleh keinginan masyarakat untuk melakukan transaksi yang sifatnya syariah.
“Tapi tentunya hukan hanya jargon saja. Harus masuk ke dalam substabsi dari ekonomi syariah tersebut. Sehingga dampak positifnya bisa dirasakan secara menyeluruh,” pungkasnya.
Laporan : Natasha