Artikel ini ditulis oleh Tarmidzi Yusuf, Kolumnis.
Ini tantangan terbesar Haru Suandharu. Mendapat tiket. Berhasil mengajak partai politik yang punya kursi di DPRD Jawa Barat. Kang Haru butuh 5 kursi lagi. Peluang bekerja sama masih terbuka dengan PPP yang memiliki 6 kursi. Bisa juga menggandeng PAN, PKB atau NasDem.
PKS berjuang! Bertekad rebut kembali kursi gubernur Jawa Barat yang sempat terlepas di Pilgub Jawa Barat tahun 2018. Tahun 2024 peluang PKS merebut kembali posisi nomor satu di Gedung Sate. Selama dua periode 2008-2018 gubernur Jawa Barat dipegang kader PKS, Ahmad Heryawan.
Pada Pilkada serentak 27 November 2024 yang akan datang, PKS bertekad merebut kembali gubernur Jawa Barat. Mari Bung rebut kembali! Tagline relawan Haru Suandharu, HARU JABAR, Harapan Baru Jawa Barat.
Bagaimana peluang Haru Suandharu di Pilgub Jawa Barat. Ada beberapa faktor maju tidaknya Haru Suandharu di Pilgub Jawa Barat.
Pertama, Kuota Pencalonan. Sesuai UU Pilkada, syarat partai politik atau gabungan partai politik mengusung cagub-cawagub adalah kuota 20 persen dari kursi DPRD Jawa Barat.
Berdasarkan hasil pemilu 2024, PKS Jawa Barat berhasil meraup 3.801.216 suara atau 19 kursi DPRD Jawa Barat. Setara 15,8 persen atau kurang 5 kursi (4,2%) agar PKS Jawa Barat dapat mengusung cagub-cawagub.
Kedua, Mitra Kerjasama. Haru Suandharu sebagai salahsatu nama yang disebut-sebut ditugaskan PKS untuk menjajaki dan mencari mitra koalisi agar Haru Suandharu mendapat tiket berkontestasi di Pilgub Jawa Barat.
Ini tantangan terbesar Haru Suandharu. Mendapat tiket. Berhasil mengajak partai politik yang punya kursi di DPRD Jawa Barat. Kang Haru butuh 5 kursi lagi. Peluang bekerja sama masih terbuka dengan PPP yang memiliki 6 kursi. Bisa juga menggandeng PAN, PKB atau NasDem.
Menggandeng bakal calon wakil gubernur dari PDIP peluangnya kecil. Sebab berdasarkan informasi, tidak ada nama Haru Suandharu yang diusulkan ke DPP PDIP sebagai bakal calon gubernur.
Peluang menggandeng Partai Golkar dan Gerindra memungkinkan bila PKS membidik Jabar-2. Pasalnya Golkar kemungkinan besar mencalonkan Ridwan Kamil. Sedangkan Gerindra sudah punya bakal calon gubernur, Dedi Mulyadi.
Ketiga, Popularitas dan elektabilitas. Haru Suandharu tampaknya mesti berjuang super extra untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas. Setidaknya pada awal Agustus 2024 Haru Suandharu mesti masuk lima besar hasil survei calon gubernur Jawa Barat agar dilirik partai lain untuk berkoalisi.
Tingkat popularitas dan elektabilitas Haru Suandharu menjadi modal utama selain tiket dari partai politik untuk berkontestasi di Pilgub Jawa Barat lawan Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.
Keempat, Logistik. Pemenang Nobel Milton Friedman suka mengatakan, “Tidak ada yang namanya makan siang gratis.” Maksud ungkapan “Tidak ada makan siang gratis” atau “No free lunch” merupakan ungkapan menggambarkan bahwa hal-hal yang tampak gratis selalu memiliki biaya yang harus dibayar oleh seseorang atau tidak ada sesuatu pun dalam hidup yang benar-benar gratis.
Apalagi dalam politik lima kursi DPRD Jawa Barat untuk memenuhi kuota 20 persen agar Haru Suandharu bisa mendapat tiket tentu saja butuh fulus untuk menggandeng partai lain agar lolos di Pilgub Jawa Barat.
Keempat faktor tersebut menjadi penentu apakah Haru Suandharu bakal yakin ‘menyala’ di Pilgub Jawa Barat atau PKS punya strategi lain. Maju di Pemilihan Walikota Bandung karena kecilnya peluang di Pilgub Jawa Barat lantaran Ridwan Kamil diisukan akan kembali ke Jawa Barat.
Wallahua’lam bish-shawab
Bandung, 29 Dzulhijjah 1445/6 Juli 2024
[***]