KedaiPena.Com – DKI Jakarta memproduksi sampah lebih dari 8.500 ton/hari. Sementara yang dibuang ke TPST Bantargebang sekitar 7.000 ton/hari.
Jumlah itu merupakan volume sampah sangat besar, sehingga dibutuhkan penanganan serius dan berkelanjutan.
Puput TD Putra, Direktur Eksekutif Kawal Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Kawali) mengatakan, saat ini DKI mengindikasikan menuju kondisi “darurat sampah”.
“Maka diperlukan komitmen kuat untuk melakukan revitalisasi pengelolaan sampah DKI secara total, dan tepat guna,” tegas dia kepada KedaiPena.Com, Senin (26/3/2018).
Sampah harus dikelola dengan multi teknologi yang berperspektif ramah lingkungan. Juga diiringi dengan pengelolaan mulai dari sumbernya.
“Berdayakan pembangunan tempat pembuangan sampah atau TPS 3R (‘Reuse, Reduce, dan Recycle’),” tegasnya.
‘Reuse’ berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.
Sementara ‘Reduce’ berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.
Dan ‘Recycle’ berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
“Pengelolaan sampah di kawasan dan TPST atau tempat pembuangan sampah terpadu harus menargetkan pengurangan volume sampah, setidaknya dalam waktu pendek hingga 50-70% dari total sampah di Jakarta,” sambungnya.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas