KedaiPena.Com – Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menembakkan lebih dari 100 peluru kendali di Suriah. Amerika Serikat dan sekutunya menargetkan tiga titik sekaligus di Suriah dalam penyerangannya.
Komandan Militer Amerika Serikat Joseph Francis Dunford menuturkan, bahwa Pentagon menargetkan pusat penelitian ilmiah yang terletak di daerah Damaskus yang lebih besar.
Pusat penelitian tersebut disebut-sebut sebagai pusat Suriah untuk penelitian pengembangan, produksi dan pengujian persenjataan kimia dan biologi.
Kemudian, ia melanjutkan, target kedua Pentagon adalah fasilitas penyimpanan senjata kimia di wilayah barat Kota Homs.
“Kami memperkirakan bahwa ini adalah lokasi utama dari sarana dan peralatan produksi terdahulu,” kata Dunfor.
Target ketiga, lanjut dia, yang juga dekat Homs, berisi fasilitas penyimpanan peralatan senjata kimia dan pos komando.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis menuturkan, tiga sarana utama senjata kimia dibidik peluru kendali itu dari laut dan pesawat, yang memicu pertahanan udara Suriah.
Namun demikian, AS tidak dapat memastikan jumlah peluru kendali menghantam sasaran mereka, dan mengatakan tidak ada rencana serangan lain.
Mattis mengakui serangan tersebut dirancang untuk menurunkan kemampuan senjata kimia Suriah tanpa membunuh warga atau banyak petempur asing dalam perang saudara banyak pihak di Suriah, terutama dari Rusia.
Para pejabat AS mengatakan, tidak ada indikasi sejauh ini bahwa pertahanan udara Suriah menyerang pesawat atau kapal Barat.
AS mencirikan serangan tahun ini sebagai serangan lebih berarti ketimbang yang dilancarkan tahun lalu, dan mengatakan senjata yang digunakan saat ini sejumlah dua kali lipat.
“Serangan kami sangat tepat dan proporsional, tapi pada saat yang sama itu adalah serangan yang berat,” demikian Jim Mattis.
Diketahui, pada tahun lalu, 59 misil jelajah “Tomahawk” ditembakkan dari kapal perusak peluru kendali “USS Porter” dan “USS Ross,” menyerang pangkalan udara Shayrat Suriah.
Target serangan itu termasuk pesawat Suriah, tempat penampungan pesawat, fasilitas penyimpanan minyak dan logistik, bungker pasokan amunisi, sistem pertahanan udara dan radar.
Pada saat itu, Pentagon mengklaim bahwa seperlima dari pesawat operasional Suriah entah telah rusak atau hancur.
Meskipun militer Suriah memindahkan pesawat dan sarana militer lain pada beberapa hari sebelum serangan, Dunford mengatakan tidak percaya militer Suriah memindahkan bahan senjata kimia.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas