Artikel ini ditulis oleh Steph Subanidja, Guru Besar Ilmu Manajemen, Dekan Sekolah Pascasarjana Perbanas Institute, Pemerhati Sustainable Strategic Management.
Di Markas PBB (9/2015), para Pemimpin 193 negara, termasuk Indonesia, mendeklarasikan 17 tujuan dan 169 target Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (TPB/SDGs), yang diharapkan dapat dicapai pada 2030.
Namun, berdasarkan Asia and the Pacific SDG ProgressReport 2023, di tingkat global target tersebut baru 15 persen yang statusnya on the track.
Sedangkan di tingkat regional Asia Pasifik, progres pencapaian SDGs baru 14,4 % pada 2022, sehingga diperlukan waktu 42 tahun lagi (tahun 2065) untuk dapat mencapai target-target TPB/SDGs.
Lantas seperti apa bentuk kontribusi perusahaan dan masyarakat Indonesia dalam memaknai keberlanjutan dalam keseharian?
Prinsip Keberlanjutan
Prinsip keberlanjutan adalah pendekatan yang bersifat universal, integrasi dan inklusif agar kegiatan manusia dilakukan berdasarkan keseimbangan ekologis, sosial, dan ekonomi (Steaddan Stead, 2017).
Ini bermakna bahwa manusia dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Prinsip keberlanjutan dalam konteks ekologis menekankan perlunya menjaga keberagaman hayati, mengurangi polusi, memperbaiki kualitas udara dan air, serta mempertahankan sumber daya alam seperti hutan, lahan pertanian, dan perairan.
Dalam konteks sosial mencakup keadilan sosial, kesetaraan, dan kesejahteraan masyarakat.
Prinsip keberlanjutan dalam konteks ekonomi juga melibatkan pengelolaan sumber daya secara bijaksana, mengurangi limbah dan konsumsi berlebihan, serta membangun sistem ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam intinya, prinsip keberlanjutan mendorong kita untuk bertindak sebagai pengelola bumi yang bertanggung jawab, memperhitungkan dampak dari setiap tindakan kita terhadap lingkungan dan masyarakat, dan berusaha untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan bagi semua makhluk hidup.
Mengapa Penting?
Prinsip keberlanjutan merupakan konsep untuk menjembatani antara kebutuhan saat ini dengan kebutuhan generasi mendatang.
Prinsip ini membantu menjaga keseimbangan ekosistem alam dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia, seperti deforestasi, polusi udara dan air, serta kehilangan keanekaragaman hayati.
Keberlanjutan berarti memastikan bahwa kebijakan dan praktik bisnis tidak hanya menguntungkan segelintir orang atau kelompok, tetapi juga mendorong kesejahteraan masyarakat secara luas.
Prinsip keberlanjutan juga mempertimbangkan aspek ekonomi, termasuk kestabilan pasar dan pengelolaan sumber daya yang bijaksana.
Dengan meningkatnya populasi dan konsumsi global, penting untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan agar dapat dipertahankan dan digunakan oleh generasi mendatang.
Prinsip keberlanjutan ini membantu mengarahkan praktik-praktik yang mempertahankan ketersediaan sumber daya untuk jangka waktu yang lebih lama dan mengakui tanggung jawab kita terhadap generasi mendatang.
Dengan menjaga lingkungan dan sumber daya, kita memastikan bahwa generasi masa depan memiliki akses yang sama dengan apa yang kita nikmati saat ini.
Prinsip keberlanjutan ini juga mencakup tanggung jawab sosial perusahaan dan individu terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Ini mencerminkan kesadaran akan dampak yang dihasilkan oleh tindakan perusahaan terhadap lingkungan.
Sepuluh Prinsip Berkelanjutan di Perusahaan
Menerapkan prinsip keberlanjutan di perusahaan diperlukan untuk memastikan bahwa aktivitas bisnis tidak hanya berdampak pada keuntungan finansial, tetapi juga pada lingkungan dan masyarakat.
Sepuluh langkah yang bisa diambil oleh perusahaan untuk menerapkan prinsip keberlanjutan.
Pertama adalah evaluasi dampak lingkungan dengan melakukan audit lingkungan untuk mengevaluasi jejak karbon, penggunaan air, limbah, dan dampak lainnya dari operasi perusahaan.
Ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang area mana yang memerlukan perbaikan.
Kedua adalah penyusunan kebijakan keberlanjutan, melalui pembentukan tim atau komite keberlanjutan yang bertanggung jawab untuk merencanakan, mengimplementasikan, dan memantau inisiatif keberlanjutan, termasuk menyertakan tujuan yang jelas dan terukur dalam kebijakan perusahaan.
Ketiga adalah peningkatan efisiensi energi, melalui identifikasi area-area di perusahaan yang menggunakan energi secara berlebihan dan menemukan cara untuk meningkatkan efisiensi energi.
Keempat, perusahaan dapat menyusun strategi untuk mengurangi, mendaur ulang, dan membuang limbah dengan cara yang bertanggung jawab.
Kelima, perusahaan dapat menganalisis dan menemukan cara untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan melalui penggunaan bahan ramah lingkungan, desain yang tahan lama, atau peningkatan proses produksi yang lebih efisien.
Keenam, memastikan bahwa pemasok perusahaan juga berkomitmen pada prinsip keberlanjutan.
Ketujuh, perusahaan dapat memberikan pelatihan kepada karyawan tentang pentingnya keberlanjutan dan bagaimana mereka dapat berkontribusi di tempat kerja merekadengan mendorong partisipasi aktif dan inisiatif karyawan.
Kedelapan, perusahaan dapat menyampaikan laporan secara transparan tentang kinerja keberlanjutan perusahaan. Ini akan membantu dalam membangun kepercayaan dengan pemangku kepentingan dan memotivasi perbaikan lanjutan.
Kesembilan, perusahaan perlu terlibat dengan komunitas lokal untuk mendukung proyek-proyek lingkungan, memberikan kontribusi pada keberlanjutan lokal, dan membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat tempat perusahaan beroperasi.
Kesepuluh, perusahaan dapat mendorong inovasi dalam teknologi dan proses yang mendukung keberlanjutan dengan berkolaborasi dengan pihak lain, termasuk pesaing, lembaga pemerintah, dan organisasi non-pemerintah, untuk mempercepat kemajuan dalam hal keberlanjutan.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, perusahaan dapat menjadi agen perubahan positif dalam mempromosikan keberlanjutan dan menjaga keseimbangan antara keuntungan bisnis, keberlanjutan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat.
Pemaknaan Keberlanjutan dalam Keseharian
Memaknai prinsip keberlanjutan dalam keseharian adalah langkah penting dan bermanfaat untuk menjaga lingkunan. Ada beberapa cara praktis untuk menerapkannya.
Matikan lampu dan peralatan listrik ketika tidak digunakan. Ganti lampu pijar dengan lampu LED yang lebih hemat energi. Gunakan peralatan elektronik dengan sistem penghemat energi.
Gunakan transportasi umum, berjalan kaki, atau bersepeda jika memungkinkan. Kurangi penggunaan mobil pribadi atau pertimbangkan untuk beralih ke mobil listrik.
Kurangi penggunaan plastik sekali pakai, bawa tas belanja kain sendiri, dan daur ulang sampah sebanyak mungkin. Pisahkan sampah organik dan non-organik.
Pilih produk dengan label ramah lingkungan. Beli hanya barang yang diperlukan dan hindari pemborosan makanan dengan membeli hanya yang dibutuhkan dan mengatur persediaan makanan dengan baik.
Dukung pertanian lokal dan usaha yang menggunakan praktik pertanian berkelanjutan, seperti organik atau agroforestri.
Hemat penggunaan air dengan memperbaiki kebocoran, menggunakan teknologi hemat air, dan mengurangi waktu mandi.
Tingkatkan kesadaran tentang isu-isu lingkungan dan pentingnya tindakan individu. Berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain untuk mendorong perubahan positif.
Jadikan prinsip keberlanjutan sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari. Setiap tindakan kecil memiliki dampak yang signifikan jika dilakukan secara konsisten oleh banyak orang.
Dukung inisiatif lokal, nasional, dan internasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan terkait keberlanjutan.
Menerapkan prinsip keberlanjutan dalam keseharian membutuhkan kesadaran, komitmen, dan tindakan nyata.
Dengan menggabungkan beberapa langkah sederhana ini ke dalam rutinitas harian, kita dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk melindungi lingkungan dan merawat planet kita bagi generasi mendatang.
[***]