Artikel ini ditulis oleh Steph Subanidja, Guru Besar Perbanas Institute.
Sejatinya Hari Jamu Nasional telah diresmikan di Istana Negara pada 27 Mei 2008 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, banyak orang Indonesia tidak mengetahui bahwa hari ini 27 Mei adalah Hari Jamu Nasional. Salah satu alasan mengapa banyak orang Indonesia tidak mengetahui tentang Hari Jamu mungkin karena kurangnya promosi atau penyuluhan tentang acara tersebut. Hari Jamu mungkin tidak sepopuler hari-hari lain yang lebih sering diperingati atau dirayakan. Selain itu, ada juga kemungkinan bahwa budaya minum jamu mungkin tidak sepopuler atau seumum dulu, sehingga membuat perayaan Hari Jamu tidak sebesar perayaan lainnya. Meskipun demikian, minat terhadap jamu sebagai minuman kesehatan tradisional telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, yang mungkin dapat memperkuat kesadaran akan Hari Jamu di masa mendatang.
Hari Jamu Nasional di Indonesia diperingati setiap tanggal 27 Mei untuk menghormati sejarah dan peran jamu dalam budaya dan tradisi masyarakat Indonesia. Awal mula perayaan ini berawal dari usulan dari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) pada tahun 2014 kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menetapkan tanggal 27 Mei sebagai Hari Jamu Nasional. Tanggal ini dipilih karena tanggal tersebut juga merupakan hari lahirnya Haji Oemar Said Tjokroaminoto, seorang tokoh yang berperan besar dalam mempopulerkan dan mengembangkan jamu di Indonesia. Melalui perayaan Hari Jamu Nasional, diharapkan kesadaran akan manfaat jamu sebagai warisan budaya dan pengetahuan tradisional Indonesia semakin meningkat, serta memberi apresiasi kepada para produsen jamu tradisional yang telah melestarikan warisan budaya tersebut.
Mengapa jamu masih dipandang sebelah mata?
Pandangan negatif terhadap jamu di beberapa segmen masyarakat Indonesia bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Dengan berkembangnya teknologi dan penetrasi budaya luar melalui media massa dan internet, beberapa orang mungkin menganggap jamu sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman atau kuno. Mereka lebih cenderung memilih pengobatan modern atau produk farmasi yang lebih bersifat kontemporer.
Sebagian masyarakat mungkin memiliki keraguan terhadap keaslian dan kualitas jamu yang dijual secara massal. Mereka mungkin merasa bahwa jamu komersial kurang memiliki kualitas atau keaslian dibandingkan dengan jamu tradisional yang dibuat secara langsung oleh ahli jamu.
Beberapa orang mungkin khawatir akan keamanan dan efek samping jamu tertentu yang dijual di pasaran. Kekhawatiran tentang kontaminasi bahan, ketidakcocokan dengan obat-obatan lain, atau efek negatif lainnya dapat membuat sebagian orang merasa ragu untuk mengonsumsi jamu.
Pengaruh budaya Barat juga dapat mempengaruhi pandangan terhadap jamu. Beberapa orang mungkin lebih condong untuk mengadopsi praktik pengobatan modern yang lebih sesuai dengan tren global daripada mempertahankan tradisi jamu.
Di beberapa daerah, akses ke obat-obatan modern atau terapi alternatif mungkin lebih mudah daripada mendapatkan jamu. Ini dapat mengurangi minat dan permintaan terhadap jamu di komunitas tersebut.
Di beberapa kalangan masyarakat, jamu mungkin dianggap sebagai produk yang terkait dengan kelas sosial atau ekonomi tertentu. Beberapa orang mungkin merasa bahwa menggunakan jamu dapat mencerminkan status sosial yang rendah atau keterbatasan finansial.
Meskipun beberapa segmen masyarakat mungkin masih melihat jamu dengan sebelah mata, penting untuk diingat bahwa jamu masih merupakan bagian penting dari warisan budaya Indonesia dan memiliki nilai sebagai pengobatan alternatif yang alami dan tradisional. Peningkatan kesadaran akan manfaat jamu yang didukung oleh bukti ilmiah dan upaya untuk meningkatkan kualitas serta keamanannya dapat membantu mengubah pandangan negatif ini seiring waktu.
Mengglobalkan Jamu
Mengglobalkan jamu, tidak perlu menunggu semua masyarakat Indonesia menyukai dan mengonsumsi jamu. Melakukan kampanye edukasi yang luas tentang manfaat kesehatan jamu dan dasar-dasar penggunaannya perlu senantiasa dikampanyekan. Penelitian ilmiah yang lebih lanjut juga dapat dilakukan untuk mendukung klaim kesehatan jamu dan memperkuat legitimasinya sebagai pengobatan yang efektif.
Menghubungkan jamu dengan warisan budaya Indonesia dan cerita di balik ramuan-ramuan alami yang digunakan dalam pembuatannya adalah upaya bijak, melalui nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal yang terkandung dalam praktik pengobatan tradisional ini.
Mengembangkan formulasi jamu yang lebih menarik, praktis, dan mudah digunakan, seperti dalam bentuk kapsul, tablet, atau minuman siap minum perlu terus dilakukan. Inovasi ini dapat membantu menarik minat konsumen di luar Indonesia yang mungkin tidak terbiasa dengan cara tradisional mengonsumsi jamu.
Lebih jauh, bermitra dengan perusahaan farmasi atau perusahaan makanan dan minuman besar untuk memperluas distribusi jamu secara global adalah sebuah keniscayaan. Membuat produk jamu tersedia di supermarket, toko kesehatan, atau melalui penjualan online dapat membantu mencapai pasar yang lebih luas.
Mengintegrasikan jamu ke dalam konsep kesehatan holistik yang semakin populer di banyak negara perlu terus didengungkan. Menekankan pentingnya perawatan kesehatan yang mencakup aspek fisik, emosional, dan spiritual, dan bagaimana jamu dapat menjadi bagian penting dari pendekatan ini.
Menerapkan standar kualitas dan keamanan yang ketat untuk produk jamu, serta mendapatkan sertifikasi yang diakui secara internasional adalah tidak bisa ditawar. Hal ini dapat membantu membangun kepercayaan konsumen dan meningkatkan penerimaan jamu di pasar global.
Kemudian, menggunakan media sosial dan platform online untuk memperkenalkan jamu kepada khalayak global adalah cara cerdas dan efektif. Berbagi testimoni, resep, dan informasi seputar jamu secara kreatif dapat membantu menjangkau lebih banyak orang di seluruh dunia.
Dengan kombinasi strategi ini, jamu memiliki potensi untuk menjadi lebih dikenal dan digunakan secara luas di ranah global, sambil tetap menghormati dan mempertahankan keasliannya sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.
Warisan Budaya Indonesia
Hari Jamu Nasional di Indonesia adalah momen yang penting untuk menghargai warisan budaya Indonesia yang kaya akan pengobatan tradisional menggunakan jamu. Jamu merupakan minuman herbal yang telah digunakan secara turun-temurun sebagai obat tradisional di Indonesia. Dipercaya memiliki beragam manfaat kesehatan, jamu terbuat dari bahan-bahan alami seperti rempah-rempah, tumbuhan, dan akar-akaran.
Peringatan Hari Jamu Nasional memungkinkan orang-orang untuk mengenang dan menghargai pentingnya warisan tradisional ini. Ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk belajar lebih banyak tentang manfaat kesehatan jamu dan bagaimana mempertahankan praktik pengobatan tradisional ini di tengah perkembangan industri farmasi modern.
Selain itu, Hari Jamu Nasional juga menjadi momentum untuk mengapresiasi para pengrajin jamu, para peneliti yang berusaha mempelajari manfaat dan potensi jamu secara ilmiah, serta untuk mendukung pelestarian bahan-bahan alami yang digunakan dalam pembuatan jamu. Ini juga dapat menjadi kesempatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dengan cara alami dan memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia. Dengan merayakan Hari Jamu Nasional, Indonesia memperkuat identitas budayanya yang kaya serta menghormati pengetahuan tradisional yang telah ada selama berabad-abad. Selamat Minum Jamu Indonesia.
[***]