SAHABAT pelayan, di zaman digital ini, hal yang dicari pelanggan adalah harus mengandung ‘story’.
Coba kita perhatikan produk kopi kekinian seperti “Janji Jiwa” yang bisa menarik minat pelanggan dengan merk yang menggugah cerita.
Apalagi setiap kedainya diberi tanda berupa ‘chapter’, seolah-olah kita sedang membaca kisah dari sebuah buku.
Kepandaian pelayan yang menyediakan kopi dengan merk, seperti sebuah cerita, patut diapresiasi. Karena memanfaatkan jaman narasi.
Dan langkah kedai kopi “Janji Jiwa” ternyata dikuti kedai kopi lainnya seperti ‘Kopi Kenangan’, ‘Ke Lain Hati’, dan sebagainya.
Film layar lebar juga turut mendongkrak sebuah bisnis pelayanan. Contohnya wisata ke gereja ayam di Magelang menjadi ramai setelah menjadi latar film ‘Ada Apa Dengan Cinta 2’.
Yang terakhir Sky Pizza di Seoul, Korea Selatan yang saat ini viral dan laris manis setelah film ‘Parasite’ memenangkan Oscar.
Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk melayani pelanggan di zaman digital harus pandai membuat narasi yang baik.
Itulah sebabnya saat ini muncul profesi baru yang berhubungan dengan narasi seperti ‘content creator’, ‘copywriter’ dan ‘content writing’.
Namun perkembangan cerita harus disertai gambar. Karena semakin kesini para pelanggan memyukai gambar visual.
Karena dari gambar seseorang bisa menafsirkan dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itu gambar visual dan grafis serta spasial ikut laris di era digital ini.
Dari gambar berpindah ke video yang ternyata sangat-sangat diminati oleh pelanggan. Itulah mengapa aplikasi video terus kebanjiran pelanggan.
Karena video disamping menyajikan ‘story’ juga menampilkan bukti yang bisa dilihat secara langsung.
Perkembangan terakhir dari pelayanan menggunakan narasi adalah ‘podcast’. Yakni sebuah narasi yang diceritakan atau dibuat sebagai obrolan.
‘Podcast’ menarik hati pelanggan terutama yang milenial. Hal ini karena sesuai dengan sifat milenial yakni bisa bekerja atau belajar secara ‘multi tasking’.
Atau bekerja secara simultan dalam waktu bersamaan.
Jadi jika ingin sukses melayani di era digital mulailah untuk menyediakan waktu untuk membuat ‘story’.
Bisa membuat cerita di balik sebuah produk. Seperti kisah Kolonel Sanders yang memulai bisnis ayam goreng setelah pensiun.
Bisa juga membuat produk yang seolah-olah mengandung cerita seperti kopi ‘Janji Jiwa’, ‘Kopi Kenangan’ dan sebagainya.
Atau bisa juga membuat produk premium yang dibuat secara spesial dengan keahlian tinggi dan diproduksi sangat terbatas seperti mobil ‘Rolls Royce’, ‘smartphone vertu signature’ yang sangat mewah. Dimana semuanya mengandung ‘story’.
Setelah mempunyai ‘content’ kita bisa ‘deliver’ ke berbagai ‘channel’ seperti ‘website’, ‘apps’, dan media sosial serta melalui ‘youtube’, atau ‘podcast’. Yang penting kita harus tahu target ‘audien’-nya.
Selamat melayani dengan narasi.
Oleh Iman Faskayana, ‘Vice President Of Strategic Marketing PLN Persero’