KedaiPena.Com – Momentum HUT RI ke-75 dimanfaatkan oleh 70 orang perwakilan dari Jaringan Masyarakat Peduli Karst Klapanunggal melakukan upacara di Kompleks Tebing Kuta Lingkung, Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat (17/8/2020).
“Satu kata yang mewakili suara seluruh masyarakat yang peduli akan keberlangsungan ekosistem kawasan karst,” kata Koordinator Latihan Gabungan Caving Jabodetabek, Andika Novriansyah, Rabu (19/8/2020).
Ia melanjutkan, dipilihnya kompleks Tebing Kuta Lingkung dipilih sebagai lokasi upacara lantaran sebagai bentuk perlawanan karena tempat tersebut akan dihancurkan, dikeruk dan ditambang.
“Dim nyatanya banyak potensi-potensi yang selama ini banyak menopang kehidupan seluruh makhluk hidup yang berada di sekelilingnya. Maka dari itu kami menilai rencana pertambangan ini sebagai kecerobohan yang mengancam keberlangsungan ekosistem karst,” tegas dia.
Selama hampir dua bulan, lanjut dia, secara mandiri pihaknya melakukan pendataan Gua di Kawasan Karst Klapanunggal khususnya di sekitaran kompleks Tebing Kuta Lingkung.
Setidaknya, tegas dia, terdapat 13 gua yang telah di data dan 3 diantaranya mulai dipetakan. Dari pendataan ini, jelas bahwa terdapat aliran sungai bawah tanah yang memiliki debit cukup besar.
Tidak hanya itu, kata dia, banyak pula ditemukan biota yang hidupnya sangat tergantung pada kawasan karst ini, biota khas kawasan karst yang boleh jadi di antaranya termasuk hewan yang nyaris punah dan bersifat endemik.
“Pendataan ini masih akan terus dilakukan, karena secara nyata kawasan ini masih menyimpan banyak potensi yang menopang keberlangsungan ekosistem karst,” papar dia.
Dengan demikian, dia berharap, agar pemangku kebijakan dapat mendengar aspirasi untuk kawasan karst di Indonesia. Hal itu, lantaran kawasan karst merupakan penyerap air tanah terbesar di Indonesia.
“Melindungi kawasan karst berarti melindungi kehidupan generasi muda bangsa Indonesia,” tandasnya.
Laporan: Sulistyawan