KedaiPena.Com – Dalam situasi keadaan darurat bencana sering terjadi kegagapan pananganan dan pendataan korban maupun kondisi kerusakan.Â
Sistem koordinasi juga sering kurang terbangun dengan baik, belum lagi penyaluran bantuan dan distribusi logistik sulit terpantau dengan baik sehingga kemajuan kegiatan penanganan tanggap darurat kurang terarah secara obyektif. ‎Akhirnya kebutuhan dasar warga yang menjadi korban bencana tak terpenuhi dengan baik.
Situasi dan kondisi di lapangan yang seperti itu disebabkan belum terciptanya mekanisme kerja Pos Komando dan KoordinasiTanggap Darurat Bencana yang baik, terstruktur dan sistematis.Â
Dalam kondisi Kedaruratan Bencana diperlukan sebuah institusi yang menjadi pusat komando dan koordinasi kedaruratan bencana sesuai dengan lokasi dan tingkatan bencana yang terjadi. Hal-hal mendasar seperti inilah yang perlu dipahami dan dipelajari oleh para pelaku danstakeholder bencana termasuk anggota Kelompok Siaga Bencana (KSB).
Sukses dengan gelaran Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana dan Penyusunan Rencana Kontinjensi Banjir untuk Kota Samarinda awal Februari lalu, “Sampoerna untuk Indonesia†kembali bersinergi dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk membentuk Kelompok Siaga Bencana (KSB) untuk warga Samarinda.
Pelatihan kali ini, yang berlangsung sejak Jum’at hingga Minggu (11 – 12/3), melibatkan warga dari 5 Kelurahan di Kecamatan Sungai Pinang, dan 2 Kelurahan di Kecamatan Samarinda Utara. Selama tiga hari mereka mendapatkan pemahaman dan praktik langsung mitigasi bencana, dan akan menjadi Kelompok Siaga Bencana (KSB) di Kecamatan Sungai Pinang dan Samarinda Utara.
Setiap KSB terdiri dari 20 orang anggota yang mendapatkan keterampilan dasar penyelamatan, di antaranya water rescue, fire rescue, dan pertolongan pertama medis pada korban bencana.Â
Warga Sungai Pinang dari Kelurahan Bandara, Mugirejo, Sungai Pinang Dalam, Temindung Permai dan Kelurahan Gunung Lingai, serta warga Kelurahan Lempake, dan Sungai Siring dari Samarinda Utara itu sebelum mendapatkan pelatihan dasar sudah terbentuk dan menerima beberapa materi mitigasi bencana sejak pekan ketiga Februari 2016.
“Dari KSB ini, kami berharap, masyarakat bisa mengambil peran lebih aktif dalam membangun ketangguhan Kelurahan mereka dalam menghadapi bencana. Jadi kami coba petakan potensi bencana di masing-masing Kelurahan, sekaligus kami petakan juga potensi keunggulan Kelurahan tersebut dalam konteks penanggulangan bencana. Dengan memberdayakan potensi keunggulan tersebut, kami harap masyarakat desa menjadi subyek penanggulangan bencana, bukan lagi menjadi obyek, †papar Vice President ACT , M. Insan Nurrohman, yang juga Direktur Disaster Management Institute of Indonesia/DMII – ACT dalam keterangan yang diterima KedaiPena.Com, Rabu (16/3).
Camat Samarinda Utara, Syamsu Alam menyatakan harapan besarnya bagi pembentukan KSB di Kecamatan yang dipimpinnya. “Pas momennya juga masih di musim hujan, kami berharap dengan adanya KSB ini maka penanggulangan bencana (banjir) di Kecamatan kami, dapat terlaksana lebih baik. Kami sangat mendukung kegiatan ini,†ujar Syamsu Alam.
Bambang, perwakilan Manajemen PT HM Sampoerna Samarinda turut menyampaikan apresiasinya. “Kami berterima kasih atas dukungan pemerintah Kota Samarinda, khususnya Camat Samarinda Utara dan Camat Sungai Pinang. Tentunya juga terima kasih untuk ACT atas upaya maksimalnya untuk pelatihan ini. Semoga bermanfaat,†tukasnya.
Pelatihan dan praktik keterampilan dasar ini berlangsung di Kebun Raya Unmul Samarinda (KRUS). Dalamkesempatan pelatihan ini, setiap KSB akan menerima paket peralatan water rescue dari Sampoerna untuk Indonesia. “Semoga bantuan peralatan ini, dapat menunjang aktivitas penanggulangan bencana banjir di Samarinda Utara dan Sungai Pinang,†pungkas Insan.
(Prw)‎
‎