KedaiPena.Com – Keputusan terakhir dari Pemerintah, semua bank syariah milik negara tidak jadi dimerger. Bank-bank syariah tersebut diminta untuk mencari ‘strategic investor’ masing-masing untuk mengembangkan diri.
Begitu kata Direktur Bisnis Pt BNI Syariah Imam Teguh Saptono di Bogor, Jawa Barat, ditulis Sabtu (20/2).
Menurut Imam, Pemerintah sudah menyadari bahwa merger saja tidak cukup dilakukan. Tetapi seharusnya juga di lakukan penambahan modal untuk mendapatkan ‘strategic investor’ terbaik.
Dan pada akhirnya Pemerintah memutuskan mengundang empat ‘strategic investor’ sekaligus hingga masing-masing berkompetisi sehat ke pasar Indonesia.
Imam menilai, dalam menemukan mitra strategis tidak hanya membutuhkan modal, melainkan juga aksebilitas pasar, seberapa jauh investor dapat membawa pasar dan kemampuan secara teknik ke Indonesia.
“Merger bank syariah saja tidak akan cukup membantu pemerintah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), sekalipun banyak yang berpandangan itu bagus,” sambung dia.
Jika Indonesia ingin siap menghadapi MEA, ia menilai bukan bagaimana bank-bank Indonesia merebut pasar internasional, tetapi harus melihat kenyataan bahwa masih banyak potensi yang belum digarap dengan maksimal di pasar dalam negeri.
“Banyaknya potensi dalam negeri yang tidak tergarap, seharusnya kita bisa menjadi tuan rumah di negari sendiri, daripada merebut pasar internasional yang belum tentu kita miliki kompetensi,” lanjutnya.
Sayang, pada kenyataanya ketika MEA di buka, malah bank-bank Asean menjadikan Indonesia sebagai pasar empuk. Indonesia saat ini tercatat sebagai negara dengan rekening terendah dan biaya margin bunga yang tinggi. Hal tersebut yang membuat perbankan Asean melihat Indonesia sebagai pasar yang pas untuk mereka.
(Apit/Foto: Istimewa)