KedaiPena.com – Peralihan pemegang tampuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dari Letjen TNI Ganip Warsito ke Mayjen TNI Suharyanto ditanggapi positif oleh berbagai pihak. Hal ini muncul karena Mayjen TNI Suharyanto memiliki pengalaman lapangan yang mumpuni.
Ketua Yayasan Kita Jaga Alam Egy Massadiah menyebutkan Mayjen Suharyanto memiliki kapasitas memadai untuk melanjutkan tongkat estafet penanganan kebencanaan di Indonesia.
“Mayjen Suharyanto memiliki kapasitas yang memadai. Satu modal yang sudah melekat selama meniti kariernya sebagai prajurit adalah kesadaran bahwa setiap amanat dan penugasan, selalu dibarengi tekanan dan kesulitan. Saya mengartikannya sebagai sikap yang siap menghadapi segala tantangan,” kata Egy melalui keterangan tertulis, Rabu (17/11/2021).
Ia mengungkapkan, selama ia menjabat sebagai Tenaga Ahli/Staf Khusus Kepala BNPB 2019-2021, semasa kepemimpinan Letjen TNI (Purn) Dr (HC) Doni Monardo, ia melihat kemiripan antara Jenderal Doni Monardo dengan Mayjen Suharyanto.
“Keduanya sama-sama pernah menjadi sosok penting dalam tugas pengamanan presiden. Dimana seorang prajurit yang mendapat penugasan ring 1 Presiden Republik Indonesia adalah prajurit pilihan yang sudah melewati seleksi ketat,” ucapnya
Ia menyebutkan Doni Monardo pernah mendapat penugasan di satuan Pasukan Pengaman Presiden, dengan posisi penugasan yang terakhir sebagai Komandan Paspampres 2012-2014. Suharyanto juga pernah menempati pos di Sekretariat Militer Presiden, dengan tugas terakhir sebagai Sekretaris Militer Presiden 2019-2020.
“Keduanya bersinggungan secara intensif sebagai prajurit yang berada di lingkungan Istana. Terlebih, saat Doni menjabat Kepala BNPB, Suharyanto menjabat Sesmilpres. Itu artinya, dalam interaksi antara Doni dan Presiden, ada sosok Suharyanto di antara mereka. Dengan catatan-catatan itu, saya menilai tepat jika Presiden Joko Widodo menunjuk Mayjen Suharyanto menakhodai BNPB,” tegasnya.
Catatan lain dari sosok Suharyanto di mata Egy adalah kepeduliannya yang sangat tinggi terhadap prajurit atau pasukannya. Ini ia buktikan selama sembilan tahun di medan operasi Kalimantan. Di sana, ia terlibat operasi Paraku (Pasukan Rakyat Kalimantan Utara). Selain itu, ia juga mengenyam pengalaman operasi di bumi lorosae (Timtim).
Yang terakhir, sebagai Pangdam Brawijaya, awal Oktober 2021, dimana Suharyanto secara khusus terbang ke Papua untuk memberi dukungan langsung kepada prajurit Kodam V/Brawijaya yang tengah bertugas sebagai Pamtas RI-PNG (Pengamanan Perbatasan RI – Papua Nugini).
“Sikap kepemimpinan jenderal Suharyanto itu adalah modal besar saat mulai hari ini ia menjadi panglima penanggulangan bencana,” tutur Egy lebih lanjut.
Egy bukan hanya menelisik riwayat Suharyanto dari rentetan keberhasilan tugas yang telah lalu. Dalam beberapa kesempatan, Egy juga sempat berinteraksi langsung dengan Suharyanto ketika mendampingi Doni Monardo. “Kesan terakhir saat kami berjumpa di Lanud Abdurachman Saleh, Malang, awal Desember 2020. Beliau jenderal smart dan correct,” ungkapnya.
Egy mengungkapkan harapan besarnya pada sosok Suharyanto untuk lebih meningkatkan mitigasi dan adaptasi bencana di Indonesia, dengan menerima tanggung jawab sebagai Kepala BNPB.
“Hari ini, Pak Suharyanto menjadi sosok utama memimpin orkestra sinergi penanggulangan bencana, termasuk melakukan mitigasi, perubahan perilaku agar setiap orang menjaga alam, agar alam tidak rusak yang bisa mengakibatkan bencana,” pungkasnya.
Laporan : Natasha