KedaiPena.Com – Hari ini, Senin 1 Mei 2023, buruh Indonesia tumpah ke jalan, memperingati Hari Buruh Sedunia atau May Day. Hari ini adalah hari perlawanan, hari perjuangan, dan hari kemenangan kaum buruh.
May Day tahun ini kaum buruh dan rakyat miskin Indonesia menghadapi berbagai penindasan: UU Cipta Kerja, UU KUHP, RUU Kesehatan, dan tidak kunjung disahkannya RUU PRT.
Demikian siaran pers gabungan eksponen gerakan buruh dan rakyat yang diterima redaksi.
Di antara gerakan buruh itu adalah Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI), Federasi Serikat Buruh Karya Utama (FSBKU)-KSN, Jaringan Advokasi Perempuan Korban Tindak Kekerasan
Jaringan Informasi, Komunikasi Lowongan Kerja (JARKOM ILK), Komunitas Ojol Kampung Jawa 67 (OKJ-67), Aliansi Warga Masyarakat Kampung Nelayan Cilincing dan Forum Massa Rakyat Marunda (FMRM).
“Kaum buruh beserta rakyat digencet secara bertubi-tubi. Satu penindasan demi penindasan. Namun hari ini kaum buruh dan rakyat Indonesia bersatu padu. Bergerak bersama. Teriakkan pekik perlawanan membelah angkasa. Katakan tidak terhadap segala bentuk penindasan,” tegas keterangan tersebut.
“Kaum buruh turun ke jalan bukan untuk pesta dan karnaval. Kaum buruh turun ke jalan untuk melawan rezim penindas. Satukan tekad. Kepalkan tangan ke angkasa. Teriakan: Tolak UU Cipta Kerja dan UU KUHP,” lanjut keterangan buruh.
“Jangan sampai kita terjerembab dalam jurang penindasan yang dalam. Kita harus berani berhadap-hadapan dengan mereka. Tidak ada jalan kompromi dengan mereka. Siapa saja yang bersekutu dengan mereka sama dengan musuh kaum buruh dan rakyat Indonesia,” jelas keterangan tersebut.
May Day juga momentum untuk memperlihatkan kaum buruh dan rakyat Indonesia mandiri dalam menentukan pilihan politik. Buruh bukan sekumpulan bebek yang bisa digembalakan. Buruh adalah kekuatan gelombang yang akan menghantam rezim oligarki.
“Kita adalah derap barisan yang akan merobohkan benteng tirani. Kita adalah jutaan anak panah yang akan menembus kekuasaan oligarki. Lewat May Day kita akan perlihatkan kekuatan kita yang sebenarnya,” sambung keterangan itu.
Buruh telah belajar banyak bahwa kekuatan massa-lah yang bisa membalik keadaan. Buruh telah menimba dari pengalaman bahwa rakyat bersatu tak bisa dikalahkan. Buruh telah menggali dari massa lalu, ketika buruh dan rakyat bersatu maka tumbanglah tirani.
“Sudah waktunya gerakan rakyat dan kaum buruh bersatu. Membentuk satu front perjuangan melawan rezim oligarki. Bangun persatuan dari tingkat nasional sampai lorong-lorong. Dari tingkat pabrik sampai kelurahan. Dari kota sampai dusun-dusun. Kabarkan kepada seluruh rakyat bahwa kita dalam satu barisan,” tandas keterangan itu.
Laporan: Muhammad Rafik