KedaiPena.Com – Mahasiswa dari berbagai universitas yang tergabung dalam Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (Komando) menggelar aksi unjuk rasa ke sejumlah titik. Mereka menutut agar negara bisa menegakan keadilan terhadap sejumlah permasalah agaria pertanahan.
Komando sendiri bergerak bersama LBH Tridharma Indonesia dan Advokasi Rakyat Untuk Nusantara (ARUN) untuk melakukan pengabdikan diri ke masyarakat yang sedang menghadapi permasalahan agraria pertanahan.
Presidium Komando wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) Febriditya Ramdhan mengatakan, bahwa gerakan ini bertujuan untuk mengawal masyarakat dari berbagai daerah yang saat ini mengalami permasalahan agraria pertanahan.
Adit begitu ia disapa menjelaskan bahwa mahasiswa yang tergabung dalam Komando sedianya juga sudah melakukan pengawalan ke beberapa daerah bersama LBH Tridharma Indonesia dan ARUN.
“Ada beberapa daerah yang saat ini terdapat permasalahan agraria dan pertanahan, seperti sengketa warga Lauser Jakarta Selatan dengan Pemprov Jakarta. Lalu petani Cilangkap Maja dengan PT. WKP di Kabupaten Lebak, Banten,” ujar Adit, Rabu (9/10/2019)
Belum lagi, lanjut Adit, permasalahan kepastian status lahan masyarakat atas tanah umbul di Tulang Bawang, Lampung serta persoalan agraria di Register 45 Mesuji, Lampung dengan PT. Silva INHUTANI, dan permasalahan yang lainnya.
Selain itu, mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) ini juga menjelaskan, bahwa pendampingan dan pengawalan kepada masyarakat tersebut bukan hal baru saat ini.
“Kami pun ingin menyampaikan bahwa ini adalah sebuah rangkaian yang tidak terputus, karena kami telah terlebih dahulu berkomunikasi dan mendampingi serta mengawal bersama orang tua kami disini sudah lama,” papar dia.
“Serta kami menjawab pertanyaan yang sering muncul di media massa, saat kita turun pada tanggal 24 dan 30 September 2019, rakyat mana yang kami bela? Dan ini rakyat yang saat ini kami berjuang bersama,” sambung dia.
Sementara Presidium Komando Jakarta Selatan (Jaksel), Surya Hakim Lubis mengatakan, selain mempersoalkan, masalah agraria, Komando juga menyoroti dan mengecam tindakan represif yang dilakukan oleh aparatur negara kepada mahasiswa, pelajar dan masyarakat.
“Kita juga ingin mengingatkan, bahwa tindakan represif yang dialami oleh rekan-rekan mahasiswa, pelajar dan masyarakat oleh aparatur negara, ini sama saja telah mencederai Tribrata dan Catur Prasetya,” kata pria yang akrab di sapa Surya ini.
Selain itu mahasiswa fakultas Hukum Universitas Muhammadyah Jakarta (UMJ) ini juga menjelaskan peran dan fungsi almamater yang sering digunakan oleh mahasiswa.
“Kami mengingatkan kepada kawan-kawan mahasiswa bahwa almamater bukan alat pemisah antara mahasiswa dan masyarakat, tapi almamater adalah pemersatu. Dan alamamater juga sebuah alat kita untuk mengabdikan diri kita, dimana telah tertuang pada Tridharma Perguruan Tinggi poin ketiga yakni pengabdian kepada masyarakat,” jelas Surya.
Laporan: Muhammad Lutfi