KedaiPena.Com - Para pelanggan PDAM Tirtanadi setuju dengan naiknya tarif air minum, asal didukung dengan pelayanan yang baik.
“Saya setuju dengan kenaikan tarif air, tapi pelayanan haruslah diperbaiki. Orangtuaku sering mengeluh, karena air tak bisa naik ke lantai II,†ujar Siska, salah seorang warga saat sosialisasi kenaikan tarif air di kantor Camat Medan Amplas, Jalan Garu III Medan, Senin (17/4).
Menanggapi hal itu, Direktur Administrasi dan Keuangan PDAM Tirtanadi Arif Haryadian mengakui ada beberapa wilayah yang pelayanan air sering terganggu. Hal itu disebabkan, sebagian pelanggan menyedot air menggunakan sanyo dari lantai I ke lantai II hingga seterusnya.
“Kami menghimbau agar pelanggan tidak menyedot air dari lantai I ke lantai II dan seterusnya, karena ini merugikan pelanggan lainnya. Pelanggan harus menampung air di lantai I sebelum ditarik ke lantai atas,†ujar Arif Haryadian.
Sedangkan Delfimart, Kepling II Kel. Harjosari II, Kec. Medan Amplas mengatakan persoalan yang dihadapi adalah keluhan pelanggan di Komplek TNI Asrama Widuri, Marindal. Warga kesal karena terjadi pemutusan jaringan air ke rumah mereka.
Mendengar hal itu, Arif Haryadian menginstruksikan Kacab PDAM Tirtanadi Medan Amplas, Syahnan Harahap sebelum terjadi pemutusan harus lebih dulu koordinasi kepada komandan kompleks.
“Sebelum terjadinya pemutusan, harus lebih dulu koordinasi kepada komandan kompleks,†pintanya.
Kepala Divisi Hubungan Pelanggan Tauhid Ichyar mengatakan, setelah melalui proses panjang dengan pengawasan ketat, air produksi PDAM Tirtanadi sebenarnya sudah layak diminum langsung. Tapi karena kondisi pipa-pipa yang sudah tua, rata-sata sudah ada sejak zaman Belanda, ditambah faktor-faktor eksternal lainnya, maka ketika sampai di rumah pelanggan, air itu tidak lagi terjamin bisa langsung diminum.
“Namun ke depan kita akan terus meningkatkan kualitas dan pelayanan, sehingga air yang sampai di rumah pelanggan bisa benar-benar sesuai standar,” katanya.
Tauhid Ichyar menambahkan, penyebab PDAM Tirtanadi harus menyesuaikan tarif yakni karena pihaknya harus mengeluarkan biaya dan usaha untuk mendapatkannya, misalnya membuat sumur mengambil air dari sungai dan mengolahnya untuk layak konsumsi. “Kita butuh biaya besar untuk mengolah air baku menjadi air bersih dan layak konsumsi,†tambahnya.
Terkait tarif, menurut Ichyar sudah empat tahun PDAM Tirtanadi berusaha melakukan efisiensi untuk tetap mempertahankan tarif lama. Padahal sesuai Permendagri No 71 Tahun 2016, sebenarnya PDAM dapat melakukan evaluasi tarif setiap tahun.
Meski demikian, harga air PDAM Tirtanadi tetap sangat ekonomis, hanya kisaran Rp1,65 rupiah perliter atau kalau 1.000 liter pemakaian sehari hanya Rp1.650.
Sementara Guru Besar USU, Prof Hasnudi mengatakan, perhitungan dan penetapan tarif air minum didasarkan pada keterjangkauan dan keadilan, mutu pelayanan, pemulihan biaya, efisiensi pemakaian air, perlindungan air baku dan transparansi dan akuntabilitas.
Turut hadir pada acara itu Camat Medan Amplas Zulfahri Ahmadi, seluruh lurah dan Kepling se-Kecamatan Medan Amplas serta ratusan masyarakat.
Laporan: Iam