KedaiPena.Com - PDAM Tirtanadi membutuhkan modal hingga Rp1,8 triliun untuk bisa meningkatkan pelayanan, baik dari sisi produksi maupun distribusi serta kualitas air yang lebih bermutu.
Untuk itu, pemerintah kabupaten dan pemerintah kota (Pemkab/Pemko) diundang untuk menanamkan modalnya di Tirtanadi. Modal dari Pemkab/Pemko diutamakan dari swasta mengingat Tirtanadi adalah milik pemerintah Provinsi Sumut.
Demikian ungkap Ketua Tim Tarif PDAM Tirtanadi Sumut Zulkifli Lubis pada paparannya di sosialisasi kenaikan tarif air minum PDAM Tirtanadi kepada masyarakat pelanggan di Aula Kantor Camat Medan Baru, Jalan Rebab Nomor 34 Medan, Senin (17/4).
Karena butuh modal tambahan, kata Zulkifli, maka tarif air Tirtanadi dinaikkan untuk meningkatkan pelayanan dari kondisi saat ini. “Dan Permendagri 71 menjadi dasar kami menyesuaikan tarif, dimana Walikota Medan sebelumnya sudah menyetujui,” katanya.
Sebelumnya Direktur Air Limbah PDAM Tirtanadi Heri Batangari Nasution yang duduk didampingi Sekretaris Camat Medan Baru Hari Indrawan Tarigan mengatakan, masalah modal menjadi krusial bagi Tirtanadi untuk melanjutkan operasionalnya ke depan, utamanya peningkatan pelayanan.
Dia menyebutkan sekitar 70% pelanggan Tirtanadi saat ini dalam kategori subsidi atau sisanya pelanggan niaga, industri dan niaga khusus. “Dengan komposisi pelanggan seperti ini, tidak banyak tambahan modal yang kami harapkan,” katanya.
Karenanya penyesuaian tarif air yang berlaku mulai April 2017 atau untuk pembayaran Mei 2017, menjadi pilihan manajemen Tirtanadi untuk penambahan modal bagi pengembangan pelayanan Tirtanadi ke depan.
“Dan kenaikan tarif itu telah memperhatikan berbagai komponen utama, seperti tingkat inflasi, upah minimum kota dan tarif dasar listrik (TDL). Dan kami sampaikan bahwa operasional kami tergantung daya listrik yang harus kami bayar tarifnya sebagai golongan tarif industri besar meskipun kami faktanya mensubsidi 70% pelanggan kami,” ungkapnya.
Sebenarnya, kata Zulkifli Lubis menambahkan, dari pelanggan 70% yang disubsidi itu, diharapkan bisa disubsidi silang dari pelanggan niaga. Namun kenyataannya tidak bisa karena pelanggan niaga seperti perhotelan dan lainnya menyediakan air bersih sendiri dengan memanfaatkan air bawah tanah atau sumur bor.
Sementara itu, Akademisi Unimed Djauharis Lubis mengajak masyarakat untuk memahami dasar Tirtanadi menaikkan tarif. Dia mendorong masyarakat pelanggan menggali informasi dan menyampaikan keluhan di sosialisasi itu pelanggan.
“Dengan demikian harapan saya masyarakat tidak salah menyamapaikan informasi kenaikan tarif air ke tetangga pelanggan lainnya. Bagaimana pun, Tirtanadi harus kita dukung untuk penyediaan air minum bagi masyarakat,” katanya.
Sekretaris Camat Medan Baru Hari Indrawan Tarigan mengajak masyarakat untuk mendukung pelayanan air minum oleh Tirtanadi. “Bilamana ada persoalan, ada keluhan, kami sarankan untuk berkoordinasi langsung ke Tirtanadi dan boleh juga melalui Halo Tirtanadi 1500-922,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, sejumlah warga menyampaikan keluhan. Seperti Rusmina warga Jalan Rebab meminta agar air mengalir lancar di pagi hari. Warga lainnya Alwi mempertanyakan apakah Tirtanadi bisa meningkatkan kualitas rasa air yang diproduksi.
Menanggapi hal itu, Zulkifli Lubis mengatakan bahwa kuantitas air yang tidak lancar yang dihadapi Rusmina, segera ditangani petugas Tirtanadi dari Cabang Padang Bulan.
Kemudian terkait peningkatan kualitas rasa air Tirtanadi, menurut Heri Batangari terus dilakukan Tirtanadi dan bahkan sudah bisa diminum langsung.
“Petugas laboratorium terus memantai kualitas air. Hanya saja memang kalau air itu sudah mengalir di rumah pelanggan, kami tidak menyarankan langsung diminum karena kondisi pipa yang belum semuanya bersih. Nah itulah memang yang juga concern kami ke depan,” ujarnya.
Hadir juga pada sosialisasi itu sekitar 100 orang masyarakat pelanggan, Kepala PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Saul Parapat, sejumlah Kepala Lingkungan dan Lurah di Medan Baru dan LSM LP3SU.
Laporan: Iam