KedaiPena.com – Selain rasa takut disuntik pada anak, yang menjadi pertimbangan orang tua saat anak akan menerima vaksinasi COVID 19 adalah keamanan dan reaksi paska vaksinasi. Kekhawatiran ini tentunya merupakan suatu hal yang wajar. Tapi perlu dipahami oleh masyarakat bahwa reaksi paska vaksinasi adalah hal yang alamiah.
Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi dan Tropis Anak, Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), M.TropPaed, menyatakan KIPI pada anak usia 6-11 tahun berpotensi terjadi karena memang hal alamiah.
“Reaksi atas vaksinasi ini memang hal yang alamiah. Karena ada benda asing yang masuk ke tubuh,” kata Prof. Hinky dalam acara online kesehatan, Selasa (30/11/2021).
Jika ditemukan reaksi paska vaksinasi, para orang tua dapat mengambil tindakan sesuai dengan reaksi yang muncul.
“Jika anak terlihat tidak nyaman, anak dapat disuruh beristirahat dan berikan minum air putih dengan cukup. Jika terjadi demam, maka bisa diberikan obat demam sesuai dengan dosis yang sudah ditentukan,” ucapnya.
Apabila muncul rasa nyeri pada lengan yang menerima suntikan, jangan suruh anak untuk mendiamkan lengannya. Tapi tetap gerakan dan gunakan lengan seperti biasa.
“Jika memang dibutuhkan, orang tua atau guru dapat mengkompres lengan anak yang nyeri dengan kain bersih yang dibasahi dengan air dingin,” ucapnya lagi.
Prof. Hinky menyatakan bahwa ditegakkannya vaksinasi untuk usia 6-11 tahun ini, lanjutnya, dilakukan setelah vaksinasi 12-17 tahun telah dinyatakan aman dan diaplikasikan.
“Ini berlaku untuk seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia. Sehingga perlu dipahami oleh masyarakat bahwa keamanan vasin COVID 19 ini tak ada bedanya dengan tingkat keamanan vaksin untuk dewasa,” ujarnya.
Dan perlu dipahami oleh masyarakat bahwa reaksi paska vaksinasi COVID 19 ini tentunya lebih ringan dibandingkan gejala atau komplikasi yang disebabkan virus COVID 19.
“Walaupun vaksinasi COVID 19 ini dilakukan secara cepat tapi semua tahap pengetesan dilakukan. Hanya waktunya dipercepat. Bukannya karena ingin cepat lalu dihilangkan. Tidak begitu. Semuanya berjalan sesuai dengan tahapan tapi memang waktunya dipercepat,” ujarnya lagi.
Menjaga anak dari risiko paparan COVID 19 sangat penting dilakukan. Mengingat anak adalah generasi muda yang akan bertumbuh menjadi dewasa.
“Adanya paparan dan tanpa gejala bisa menimbulkan risiko long COVID. Dan ini menjadi krusial bagi anak. Karena mereka akan berpotensi untuk mengalami gangguan pada organ tubuh. Padahal mereka ini kan masih panjang ya perjalanannya,” kata Prof. Hinky.
Ia juga menegaskan bahwa selama vaksin ini dipergunakan selama satu tahun terakhir, tidak tercatat reaksi yang sangat berlebih paska vaksinasi.
“Kondisi menurunnya paparan COVID 19, salah satunya adalah karena berhasilnya dilaksanakan vaksinasi secara masif. Dan vaksinasi anak akan menjadi bagian agar COVID 19 ini akan benar-benar dapat ditangani,” tandasnya.
Laporan : Natasha