KedaiPena.com – Pemenuhan permintaan daging sapi konsumsi melalui impor, diharapkan bisa dikurangi dengan mengalihkan pilihan konsumsi pada daging kambing atau daging domba yang tercatat surplus di Indonesia. Disamping, upaya Kementerian Pertanian untuk melakukan pemenuhan dengan optimalisasi produksi.
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Kementerian Pertanian, drh. Agung Suganda, MSi, menyatakan kebutuhan daging sapi untuk konsumsi memang masih belum tercukupi oleh produksi nasional.
“Tapi kalau untuk daging kambing dan domba itu cukup dari produksi nasional. Bisa dibilang kita surplus untuk dua jenis daging tersebut. Sehingga, konsumen perlu didorong untuk mulai memilih daging kambing atau domba untuk konsumsi sehari-hari, untuk mengurangi kebutuhan daging sapi. Jadi akan mengurangi impor daging sapi juga,” kata Agung saat dihubungi, Minggu (26/6/2022).
Ia menyebutkan, pemerintah pun tetap terus berupaya meningkatkan populasi sapi lokal melalui optimalisasi reproduksi.
“Ada program SiKomandan. Kami mencoba mengawinkan secara suntik sapi-sapi lokal dengan sperma yang berasal dari hasil pembibitan Kementan,” ungkapnya.
Agung mengakui bahwa pengembangan sapi di Indonesia mengalami kendala pada lahan bentangan untuk lokasi penggembalaan.
“Di Indonesia ini hampir tidak ada lahan terbentang yang dipenuhi rumput untuk tempat para sapi. Para peternak harus menyediakan pakan hijau dengan cara mencari di lokasi lain,” ungkapnya lagi.
Swasembada sapi menurutnya, mungkin saja dilakukan Indonesia. Tapi memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
“Kami tetap melakukan upaya, baik dari penelusuran genetika sapi.unggul hingga peningkatan kualitas daging sapi. Tapi kami juga mendorong daging ruminasia lainnya sebagai daging konsumsi masyarakat,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa