KedaiPena.Com- Kesan dipaksakannya RUU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) masuk ke dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Tahun Prioritas 2022, dinilai para aktivis pendidikan sebagai langkah yang terlalu terburu-buru.
Hal ini sangat penting, mengingat pendidikan menjadi kunci utama atas perkembangan generasi muda untuk membangun Indonesia Emas 2045.
Pengamat Pendidikan Vox Populi Institute, Indra Charismiadji menyatakan pendidikan Indonesia saat ini sama sekali tidak ada perkembangan walaupun telah berganti menteri beberapa kali.
“Semua programnya sama. Hanya berbeda nama saja. Isinya sama. Jadi menurut saya, grand desain-nya harus dibikin terlebih dahulu. Baru aturannya dibikin. Jangan UU-nya dipaksakan tapi mau bagaimananya pendidikan Indonesia ini belum tahu,” kata Indra dalam konferensi pers, Sabtu (27/8/2022).
Ia menyebutkan sebaiknya RUU Sisdiknas tidak dipaksakan masuk ke dalam Prolegnas Prioritas, agar dapat dilakukan pembahasan yang jauh lebih mendalam.
“Sistem Pendidikan Nasional ini merupakan hal penting dan seharusnya dilakukan secara berkesinambungan dari tiap periode kepemimpinan. Sehingga target pendidikan nasional ini dapat dicapai. Ada tolak ukurnya,” ungkapnya.
Indra secara tegas menyebutkan bahwa semua aktivis pendidikan Indonesia siap untuk duduk bersama dan membahas draft RUU Sisdiknas.
“Jangan tiba-tiba sudah dimasukkan ke dalam list pembahasan di DPR. Sementara pelibatan publiknya tidak pernah ada. Draft dan naskah akademiknya juga seperti dilakukan terburu-buru,” ungkapnya lagi.
Ia menyatakan untuk negara sebesar Indonesia tentunya sistem pendidikannya haruslah dilakukan secara komprehensif dan melibatkan para ahli pendidikan dari seluruh Indonesia.
“Mengingat Indonesia ini luas sekali dengan berbagai kondisi geografi dan budaya. Tentunya semua elemen negara ini harus lah didengar dan dirumuskan bersama dalam revisi UU itu. Kalau memang tidak bisa memperbaiki, buat apa ada revisi,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh