KedaiPena.com – Kementerian BUMN mengaku masih akan melakukan evaluasi untuk memutuskan apakah ada lagi perusahaan BUMN yang akan ditutup pada tahun ini.
Wakil Menteri (Wamen) BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan masih ada kemungkinan untuk menutup BUMN, jika memang dinilai tidak produktif.
“Kalau bisa diperbaiki tapi enggak bisa di-transform, kita akan tambah penutupan lagi. Tapi kita akan lihat sampai 9 bulan ini seperti apa,” kata Tiko, demikian ia akrab dipanggil di Jakarta, Senin (8/1/2024).
Namun, ia belum bisa memastikan apakah bakal resmi menutup BUMN yang sakit atau tidak.
“Belum, lagi kita kaji,” katanya.
Pada akhir Desember lalu, Tiko sendiri yang menyebut setidaknya jumlah perusahaan BUMN hingga akhir tahun 2024 hanya akan tersisa sebanyak 40 perusahaan. Hal tersebut seiring dengan program transformasi dan bersih-bersih BUMN dari kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir.
“Saat ini ada 45 BUMN di mana target akhir nanti kita hanya kelola di bawah 40 BUMN dengan 12 klaster. Ini target akhir bentuk transformasi pengelolaan BUMN dalam 12 klaster,” ujarnya di Menara Danareksa, Jumat, (29/12/2023).
Pembubaran BUMN memiliki kriteria tertentu. Bahkan, proses pembubaran harus melewati berbagai tahapan, termasuk memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Indikator meliputi kesehatan keuangan, kontribusi terhadap perekonomian, dan memiliki model bisnis yang berkelanjutan ke depan.
“Kalau secara keuangan sudah tidak layak, secara fungsi ekonomi tidak signifikan, dan secara bisnis juga tidak bisa diharapkan, pasti opsinya pembubaran. Akan dilakukan secara bertahap, Insyaallah yang bermasalah sudah sangat sedikit kalau bisa sudah habis. Jadi dengan bangun klaster, topang ekonomi Indonesia,” ujarnya saat itu.
Laporan: Ranny Supusepa