KedaiPena.Com – Organisasi Kesejahteraan Rakyat (Orkestra) merilis hasil survei mengenai aspek kinerja pemerintah Jokowi-JK selama menjabat.
Dalam survei yang dilakukan di 34 provinsi tersebut masyarakat mengaku puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-JK dengan angka survei 52,1%.
Akan tetapi, masih terdapat juga hasil survei yang menujukkan masyarakat tidak puas dengan kinerja Jokowi-JK selama dengan hasil survei yang menunujukkan 18,3%.
Kepala Deputi IV Bidang Komunikasi dan Inseminasi Politik Kantor Staf Kepresidenan, Eko Sulistyo menilai bahwa hasil survei yang ditunjukkan Orkestra menjadi catatan penting di sisa masa jabatan Presiden Jokowi.
“Di sisa waktu setengah tahun kita mengharapkan kepada menteri-menteri di Kabinet Kerja tidak membuat program yang bisa mengerus elektabilitas Presiden, tapi yang bisa meningkatkan elektabilitas
Pak Jokowi di 2019,” ujar dia di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (3/12).
“Sebab, Presiden Jokowi ini menarik, sekalipun di dukung oleh partai bemasalah tidak ada implikasi buat menurunnya elektabilitas Presiden. Biasanya tokoh yang didukung oleh partai yang bermasalah akan tergerus. Namun dari beberapa survei itu Jokowi tidak terpengaruh,” sambung dia.
Selain itu, Eko menuturkan, pada pemilihan Presiden 2019, Jokowi memerlukan pola berbeda. Tidak seperti tahun 2014 harus kampanye, Jokowi perlu menunjukkan kinerja-kinerja dan keberhasilan membangun Indonesia selama 5 tahun.
“Yang perlu adalah hubungan dengan tingkat kepuasan dan bagaimana program-program yang sudah mendapat sambutan dan mendapatkan persepsi publik puas. Orang bisa saja terpana dan kemudian melihat hasil pembangunan itu,” ujar dia.
Kendati demikian, Eko mengakui, bahwa saat ini memang belum banyak pihak yang mengerti soal dampak dan efek kinerja yang dilakukan oleh Jokowi, salah satunya soal pembangunan infrastruktur.
Padahal, kata dia, pembangunan infrastruktur akan melapangkan banyak hal, salah satunya ialah dampak untuk pembangunan kawasan industri yang berimbas berimbas pada perekonomian daerah.
“Dan ini yang belum banyak di mengerti oleh masyarakat banyak. Mungkin informasinya belum sampai dan implikasinya membutuhkan waktu,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh