KedaiPena.Com – Jumlah produk tayang pada Katalog Elektronik mencapai 3,4 juta produk pada akhir kuartal I TA 2023. Capaian tersebut merupakan hasil sinergi dan kolaborasi antara Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan seluruh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah (K/L/PD) untuk menyelenggarakan pengadaan yang transparan.
LKPP mencatat bahwa dari jumlah produk di atas, nilai transaksi pada triwulan I TA 2023 sebesar Rp35,36 triliun (data per 7 Maret 2023). Jika dibandingkan dengan waktu yang sama pada tahun 2022, angka tersebut meningkat sebesar Rp23,33 triliun, dimana pada triwulan I TA 2022 nilai transaksi hanya sebesar Rp12.03 triliun.
Adapun sektor yang berkontribusi besar salah satunya adalah konstruksi sebagaimana disampaikan Plt. Deputi Bidang Transformasi Pengadaan Digital Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Yulianto Prihandoyo.
“Yang paling berkontribusi dalam capaian transaksi ini ada di sektor konstruksi, bukan hanya dari PUPR namun juga di daerah melalui katalog elektronik lokal,” ungkap Yulianto dalam siaran pers yang diterima Kedai Pena, ditulis Sabtu (11/3/2023).
Lebih lanjut dijelaskan oleh Yulianto walaupun sektor konstruksi bukan barang baru dalam katalog elektronik namun saat ini produk yang ditayangkan jauh lebih beragam dibandingkan ketika awal diinisiasi pada tahun 2015.
Produk konstruksi yang transaksinya paling banyak dan belanjanya tergolong mudah di katalog saat ini adalah pekerjaan pembangunan jalan dan dirasa sangat membantu Bina Marga.
Pencapaian tersebut bukan tanpa kendala, masih ada beberapa K/L maupun Pemda yang ragu untuk melakukan transaksi melalui katalog elektronik terutama pada sektor konstruksi.
Terkait hal tersebut, LKPP mengajak K/L/PD yang telah berhasil melakukan pengadaan konstruksi melalui katalog elektronik untuk berbagi succes story kepada K/L/PD lain.
Hal ini diyakini Yulianto dapat menumbuhkan kepercayaan bagi K/L/PD yang akan bertransaksi melalui katalog elektronik.
Yulianto mengatakan LKPP optimis bahwa target 5 juta produk tayang pada Katalog Elektronik akan tercapai di akhir 2023.
Ia pun melanjutkan bahwa nilai transaksi diharapkan akan terus meningkat seiring dengan progres penginputan Rencana Umum Pengadaan (RUP).
Ditegaskan oleh Yulianto, Katalog Elektronik bukan hanya milik LKPP atau pemerintah namun juga untuk kepentingan bersama.
Penyedia berkepentingan menjual barang, K/L/PD berkepentingan membeli barang, masyarakat juga punya kepentingan untuk mengawas proses pengadaan yang dibiayai oleh APBN/APBD.
Katalog juga membuka ruang adanya peran serta masyarakat untuk bersama-sama memantau katalog elektronik agar transparansinya dapat diusung bersama.
Seiring perkembangan teknologi menuju era digital, digitalisasi pengadaan menjadi hal yang sangat penting. Digitalisasi pengadaan memungkinkan kita untuk memonitor data harga pasar di seluruh negeri bahkan di luar negeri guna menjadi dasar evaluasi kewajaran harga.
“Tidak hanya itu kemudahan akses data pada digitalisasi pengadaan juga memungkinkan monitoring pada transaksi yang dinilai tidak wajar sehingga dapat mendukung aksi pencegahan korupsi,” kata Yulianto.
Laporan: Muhammad Rafik