KedaiPena.Com – Dengan memilih pengembangan Blok Masela di darat, artinya Presiden Jokowi telah menggenapi sekaligus keempat rumusan yang sering dipidatokannya semasa kampanye Pilpres 2014 lalu yakni Nawacita, Trisakti, Konstitusi, dan Pancasila.
“Pertama. Dengan membangun kilang LNG di darat, akan membuka peluang terbangunnya industri petrokimia di wilayah Maluku Tenggara dan Barat Daya, yang juga merupakan perbatasan Indonesia dengan negara tetangga,” kata Tenaga Ahli Bidang Kebijakan Publik Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Gede Sandra kepada KedaiPena.Com, ditulis Jumat (25/3)
Menurut Gede, hal ini sudah sangat sesuai dengan rumusan Nawacita Jokowi, yaitu membangun Indonesia dari wilayah terluar untuk memperkuat perbatasan kita.
“Kedua, pembangunan wilayah yang berbasiskan industri petrokimia di Maluku juga akan membantu ekonomi Indonesia untuk lepas ketergantungan dari impor produk-produk petrokimia.”
Dengan lepasnya ketergantungan dari produk petrokimia negara asing, maka Indonesia akan menjadi Berdikari seperti dirumuskan dalam Trisakti. Dapat memenuhi kebutuhan ekonominya sendiri.
Ketiga, menurut Gede, dengan menghindarkan Indonesia dari pilihan membangun kilang mengapung, yang seluruh gas Masela terpaksa akan dijadikan LNG untuk diekspor karena sudah tidak memungkinkan, baik secara keteknikan maupun harga, dijadikan bahan baku petrokimia kita, maka kekayaan gas milik rakyat tidak akan digunakan hanya untuk kemakmuran investor atau industri petrokimia negara asing.
Artinya terdapat peluang membagi gas Masela untuk menyuplai industri petrokimia nasional yang akan menyerap banyak tenaga kerja di Maluku dan sekitarnya.
“Hal ini sesuai dengan rumusan Pasal 33 UUD 1945, yang menginginkan agar kekayaan alam kita dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” tegasnya.
Terakhir, menurut Gede, dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi Indonesia Timur yang diakibatkan oleh munculnya wilayah Maluku yang berbasis petrokimia dengan suplai gas selama lebih dari 70 tahun (seumur Republik Indonesia), maka Presiden Jokowi telah melapangkan jalan terjadinya keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya.
Karena saat nanti gas sudah habis disedot selama 70an tahun dan kemudian pabrik petrokimia terpaksa tutup, maka perekonomian wilayah tersebut sudah terlanjur “berputar”, sudah mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang lain di sana.
Hal ini sesuai dengan rumusan Sila Kelima Pancasila, yang menyebut akan datang suatu masa di mana masyarakat Indonesia di bagian Timur tidak lagi ditinggalkan oleh saudaranya di Barat dalam hal kemajuan kehidupan dan penghidupannya.
“Ketimpangan sosial Indonesia Barat dan Timur yang sudah terjadi sepanjang 70 tahun umur Republik akan menjadi kenangan. Dan orang Indonesia Timur akan berterima kasih selamanya untuk Jokowi,” tutup Gede.
(Prw)