KedaiPena.Com – Belakangan, nama pengusaha Chairul Tanjung (CT) menguat untuk mendampingi petahana Jokowi di Pilpres 2019. Dikabarkan juga, sudah banyak partai yang berminat mengusung CT sebagai cawapres Jokowi, sebut saja PKB, PKS, dan Demokrat.
Menanggapi kabar tersebut, Direktur Lembaga Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, meminta kepada partai-partai politik untuk kembali berpikir ulang untuk memajukan CT sebagai cawapres Jokowi.
“Memang secara finansial dan jaringan media, CT terlihat tidak ada masalah. Tapi saya mencatat setidaknya akan muncul masalah bagi bangsa Indonesia bila Jokowi menggandeng CT sebagai cawapres,†yakin Fernando dalam keterangan yang diterima KedaiPena.Com, ditulis Jumat (20/7/2018).
Menurut Fernando Emas, masalah pertama adalah ekonomi Indonesia akan kembali stagnan seperti di periode pertama Jokowi. Tidak ada jaminan CT yang pengusaha sukses dapat berhasil memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia, untuk kejar ketertinggalan dari tetangga di Asia. Mirip dengan kegagalan Wapres JK untuk bantu capai target pertumbuhan Jokowi 7% saat ini, yang hanya kesampaian 5%.
“Rekam jejak CT sebagai Menko Perekonomian di lima bulan terakhir pemerintahan SBY malah meninggalkan beban ekonomi bagi pemerintahan Jokowi. Pertumbuhan ekonomi era CT sepanjang zaman SBY, 5,02%, plus dibebani quarto defisit: defisit transaksi berjalan, defisit neraca pembayaran, defisit perdagangan, dan defisit anggaran,†jelas Fernando.
Masalah kedua, sangat besar CT akan menggantikan peran JK sebagai pengpeng (penguasa-pengusaha), biangnya KKN di Kabinet. Apalagi, CT memiliki rekam jejak dibantu kekuasaan dalam melejitkan bisnisnya.
Usaha CT, menurut Fernando Emas, menjadi besar di masa lalu karena dukungan Menteri Keuangan (alm) Marie Muhammad pasca krisis 1998. Saat banyak bank mengalami kolaps pada tahun 1998, taipan-taipan yang terpojok saat itu diarahkan Marie Muhammad untuk bantu membesarkan Bank Mega.
Pada tahun yang sama, CT sah sebagai pemilik Bank Mega. Sebagai rasa terima kasihnya Marie Muhammad kemudian diberikan jabatan Komisaris Utama Bank Mega Syariah hingga akhir hayat.
Laporan: Muhammad Hafidh