KedaiPena.Com – Direktur Eksekutif Center for social, Political, economic and law studies (Cespels) Ubedilah Badrun mengakui jika Wakil Presiden (Wapres( Ma’ruf Amin memang kesulitan mengambil peran dalam mengelola pemerintahan.
Pasalnya, kata Ubed, hal itu didasari oleh
posisi Wapres Ma’ruf Amin dalam pentas politik nasional lebih ditempatkan sebagai simbol representasi politisi santri bukan wakil kepala pemerintahan pembantu Jokowi.
“Pada saat yang sama pembagian tugas antara Presiden dan Wapres juga kurang ditegaskan oleh Jokowi sejak awal. Akibatnya Ma’ruf Amin hanya bekerja sesuai tafsir dirinya tentang wakil Presiden yang tertuang dalam undang-undang kepresidenan,” ujar Ubed kepada KedaiPena.Com, Rabu, (19/2/2020).
Oleh karenanya, Akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini menjelaskan, kinerja Ma’ruf Amin secara politik kekuasaan kurang terlihat di hadapan masyarakat.
“Jadi tidak aneh kalau hasil survei menyebut ketidakpuasan publik terhadap Ma’ruf Amin cukup tinggi,” tandas Ubed.
Diketahui, hasil survei Indo Barometer tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi lebih besar kalau diperbandingkan tingkat kepuasan terhadap wakilnya Ma’ruf Amin.
Berdasarkan hasil survei Indo Barometer, sebanyak 70,1 persen masyarakat mengaku puas terhadap kinerja Jokowi. Sedangkan 49,6 persen responden menjawab puas terhadap kinerja Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Namun demikian ada responden yang mengaku tidak puas dengan kinerja Ma’ruf Amin sebesar 37,5 persen.
Laporan: Muhammad Hafidh