KedaiPena.Com– Para santri diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan berbagai hal demi ikut serta dalam membangun perkembangan teknologi yang menjadi peradaban baru. Pasalnya, perkembangan dunia digital begitu cepat dan masif untuk mendisrupsi perusahaan besar yang dulunya merajai pangsa pasar dunia.
“Bahkan revolusi ini terjadi dalam kurun waktu hanya 20 tahun. Perilaku dan kebiasaan masyarakat sudah begitu banyak bergeser, setelah datangnya teknologi,” kata Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Marsudi Wahyu Kisworo dalam perbincangan, Senin, (7/3/2021).
Marsudi mengungkapkan, kedepanya akan ada 3 entry point yang perlu diperhatikan guna ikut serta dan andil dalam perkembangan dunia digital. Pertama ialah masyarakat 5.0.
“Yang pertama ialah masyarakat 5.0,yang kedua ialah ekonomi 5.0 dan yang ketiga ialah ekonomi syariah 5.0,” beber Marsudi.
Untuk masyarakat 5.0, Marsudi memprediksi, akan memiliki ledakan ilmu pengetahuan dimana kehidupan manusia kelak. Marsudi menerangkan, masyarakat 5.0 nantinya juga akan bersanding dengan Artificial intellogence atau AI.
“Sehingga pekerjaan- pekerjaan konvensional yang bersifat pasti bisa saja tergantikan AI karena kearutan dan kecepatan yang lebih tinggi dari manusia,” papar Marsudi.
Mantan Rektor Perbanas Institute ini menjelaskan, jika banyak sekali hal positif dan negatif mengenai perkembangan AI ini.
Sehingga, kata dia, perlu sikap yang bijak dan pemahaman konteks yang baik agar perkembangan teknologi ini bisa menjadi manfaat yang masif.
“Bukan malah pisau bermata dua yang bisa menyerang dan melemahkan umat manusia itu sendiri,” tegas Marsudi.
Sedangkan untuk ekonomi 5.0, Marsudi menjelaskan, perkembangan dunia ekonomi kelak akan didominasi dengan sistem blockchain atau mata uang digital seperti cryptocurrency, aset aset digital, dan metaverse.
“Keempat komponen tersebut merupakan buah dari masyarakat 5.0 yang begitu cepat mengadaptasi teknologi dalam kehidupan sehari- hari mereka,” jelas Marsudi.
Marsudi menambahkan, ketiga instrumen tersebut memerlukan berbagai kajian untuk memperoleh kebijakan yang baik dan mendatangkan maslahat bagi umat.
“Jika santri tidak bisa bersaing dalam format penyusunan kebijakan mengenai ekonomi 5.0, akan banyak kejahatan dan manipulasi yang bisa saja terjadi karena bak pisau bermata dua, teknologi bisa menjadi maslahat bagi umat, bisa juga menjadi mudharat jika dikelola oleh orang yang salah,” tegas Marsudi.
Marsudi menegaskan, peran santri juga seharusnya bisa menjadi ruh penggerak ekonomi yang berbasisi keadilan dan kerakyatan.
“Dimana ekonomi islam yang baik harus mampu mengadaptasi perkembangan teknologi yang begitu pesat,” tutur Marsudi.
Marsudi melanjutkan, adapun tugas santri untuk mempersiapkan dan mengupgrade diri dengan berbagai pengetahuan dan keahlian agar sumber daya santri siap bersaing di dunia profesional.
“Karena indonesia ataupun dunia bukanlah kekurangan oleh orang pintar, namun kekurang orang yang memiliki integritas dan hati nurani,” papar Marsudi.
Akademisi ini juga mengungkapkan, jika para santri yang telah dibekali oleh Intellegence Question dan Spiritual Question yang sangat baik.
“Akhirnya mampu bersaing dan memperjuangan keadilan ekonomi bagi rakyat rakyat kecil tanpa takut tertinggal dengan kemajuan dunia teknologi,” pungkas Marsudi.