KedaiPena.Com- Fenemona pemutusan hubungan karyawan atau PHK kian marak terjadi jelang penghujung tahun 2022. Sejumlah lini usaha seperti Industri Garmen hingga perusahaan rintisan atau startup melakukan PHK secara besar-besaran.
Sejumlah pihak pun menanggapi marak PHK tersebut sebagai sinyal atau tanda darurat ekonomi RI tengah menuju ke arah resesi seperti yang diprediksi oleh berbagai kalangan.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah menilai, bahwa marak dan fenomena PHK di sejumlah lini usaha bukanlah indikator jika ekonomi RI akan mengalami resesi pada tahun 2023.
“Jadi fenomena PHK sekarang ini bukan sebuah indikator tahun 2023 kita akan resesi,” kata Piter begitu ia disapa, Kamis,(24/11/2022).
Piter lantas menjelaskan seperti PHK yang terjadi di sektor Garmen atau tekstil baru-baru ini. Menurutnya, PHK yang terjadi hanya sebagian kecil dan diprediksi lantaran adanya penurunan dari segi permintaan.
“Bukan seluruh industri. Ada perusahaan garmen yang melakukan PHK tapi tidak mayoritas atau semua perusahaan garmen. Yang melakukan PHK hanya sebagian (kecil) dari perusahaan garmen. Mungkin karena pasar mereka utamanya adalah pasar global. Permintaan produk mereka turun,” jelas Piter.
Sedangkan startup, kata Piter, PHK terjadi lantaran ekonomi Indonesia mengalami penurunan. Dalam hal ini, Piter mengamini daya beli masyarakat sedang mengalami penurunan.
“Penyebab PHK di startup berbeda-beda untuk setiap startup. Tapi umumnya disebabkan berkurang atau bahkan terhentinya aliran dana dari investor,” jelas Piter.
Dengan kondisi itu, Piter menerangkan, bahwa startup harus mengubah hingga mengurangi program-programnya. Piter menegaskan, program bakar uang di dalam startup sendiri harus dihilangkan.
“Program bakar uang dihilangkan. Konsekuensinya mereka juga harus dapat mengurangi pegawai,” ungkap Piter.
Dengan demikian,tegas Piter, PHK disejumlah sektor usaha tak perlu direspons secara berlebihan. Piter memastikan bahwa hal tersebut hanya sebuah fenomena biasa dalam perekonomian.
“(PHK) Itu fenomena biasa dalam perekonomian yang penting perekonomian secara keseluruhan berjalan baik dan mampu menciptakan lapangan kerja baru. Saat ini masih banyak perusahaan yang mengalami pertumbuhan dan membuka lapangan kerja,” pungkas Piter.
Laporan: Muhammad Hafidh