KedaiPena.com – Perubahan iklim yang terjadi secara signifikan dalam beberapa tahun belakangan ini, dinyatakan sangat mempengaruhi sektor pertanian. Sehingga penting untuk menyusun kebijakan jangka menengah dan panjang yang berfokus pada ketahanan pangan.
Menteri Pertanian RI periode 2004-2009, Anton Apriyantono menyatakan prioritas utama dalam jangka menengah hingga panjang adalah ketahanan pangan.
“Karena kekurangan pangan bisa memicu rangkaian masalah kompleks yang dapat merugikan masyarakat luas sehingga sangatlah penting untuk menjaga ketahanan pangan sebagai pijakan utama,” kata Anton dalam salah satu diskusi, Sabtu (12/8/2023).
Ia menyatakan selain memperkuat ketahanan pangan, perlu juga dilakukan optimalisasi penggunaan lahan pertanian dengan pendekatan komparatif dan kompetitif.
“Pemilihan tanaman yang memiliki nilai jual tinggi menjadi kunci utama. Misalnya, menjadikan Indonesia sebagai produsen unggul di pasar global dengan produk-produk bernilai tinggi, seperti vanila yang memiliki permintaan yang tinggi,” paparnya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa pendekatan ini harus cerdas. Menolak impor secara mutlak bukanlah solusi yang efektif, masih ada kebutuhan untuk mengimpor bahan baku tertentu.
“Solusi terbaik adalah dengan mengimpor bahan baku, namun mengolahnya menjadi produk ekspor dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Misal, impor terigu bisa diolah menjadi mie instan yang kemudian dapat diekspor,” paparnya lagi.
Selain itu, Anton juga mendorong pengembangan produk pertanian serta diversifikasi produk olahan dan bernilai tambah sebagai strategi penting untuk meningkatkan daya saing dan potensi ekspor.
“Bisa dilakukan pengembangan produk. Kalau daging sapi diolah menjadi rendang. Atau variasi produk kedelai seperti tempe dengan cita rasa yang beragam,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa