KedaiPena.Com – Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyarankan agar mahasiswa Universitas Halu Oleo Immawan Randi yang tertembak peluru tajam dalam aksi unjuk rasa di kantor DPRD, Sulawesi Tenggara, dapat diotopsi secara internal.
Hal ini, kata Din, begitu ia disapa, harus dilakukan demi terciptanya pengusutan yang jujur, adil, dan transparan dalam mengungkap kasus penembakan Randi.
“Maka agar tidak menimbulkan fitnah sebaiknya dilakukan autopsi oleh Tim Internal Muhammadiyah atau tim profesional dan imparsial,” ujar dia dalam keterangan, Jumat, (27/9/2019).
Din pun menilai apa yang menimpa Randi ini sebagai musibah dan tragedi demokrasi akibat tindakan represif yang tidak dapat dibenarkan dan patut disesalkan.
“Saya menghimbau agar segenap warga Angkatan Muda Muhammadiyah tetap tenang dan tidak terhasut untuk melakukan tindakan anarkisme, serta selalu bersatu padu berjuang sesuai jadi diri Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah dan Amar Makruf Nahi Munkar,” papar Din.
Randi Tewas Tertembak Peluru Tajam.
Mengutip Kendarinesia, dari rilis hasil otopsi yang dilakukan oleh dokter ahli forensik RS Abunawas Kendari, dr Raja Al Fatih Widya Iswara, MH (Kes), Sp.FM, Randi tewas karena terkena peluru tajam.
Dari keterangan yang diberikan, peluru mengenai bawah ketiak sebelah kiri, kemudian tembus di dada sebelah kanan.
“Iya betul luka tembak. Nda bisa (diukur) karena tembus ke depan,” kata Raja.
Peluru sendiri mengenai pembungkus jantung dan kedua paru-paru yang mengakibatkan perdarahan hingga Randy tewas.
Tidak ditemukan proyektil peluru di tubuh korban karena peluru menembus tubuh. Tim dokter memprediksi korban terkena tembakan dari jarak jauh.
“Dalam autopsi, saya selaku operator utama,” jelas Raja Al Fatih.
Laporan: Muhammad Hafidh