KedaiPena.Com – Penampilan capres nomor urut 1 Anies Baswedan pada debat perdana Pilpres 2024 pekan lalu meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat. Dalam debat itu, Anies menyerang Prabowo dengan menyebut kebebasan berbicara yang tak begitu leluasa, anjloknya demokrasi dan tiadanya oposisi pada masa kepemimpinan Presiden Jokowi.
Menanggapi hal itu, Co-Founder Cakra Manggilingan Institute Agus Zaini menilai bahwa Anies tertinggal jauh dibandingkan dengan apa yang telah dilakoni capres nomor urut 2 Prabowo Subianto selama lebih dari 20 tahun menjadi oposisi.
“Anies yang dulu pendukung Jokowi, lantas diberhentikan dari jabatan menteri, dan bergabung ke dalam barisan oposisi, berhasil terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta,” kata dia seperti dikutip dari pernyataan tertulis, Senin (18/12/2023).
Agus memandang, Anies juga tidak pernah menekuni peran oposisi. Anies, kata dia, hanya memanfaatkan kelompok sakit hati dan pembenci Jokowi untuk mendapatkan keuntungan elektoral.
“Seperti yang pernah dilakukan saat Pilkada DKI tahun 2017 lalu,” papar Agus.
Agus menegaskan, bahwa Anies dapat terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta lantaran memilih berseberangan dengan pemerintah pusat. Dengan label oposisi terhadap Jokowi, lanjut Agus, Anies kemudian juga bisa tampil sebagai Calon Presiden 2024.
Agus menjelaskan, dalam logika dasar sikap Prabowo di debat perdana Pilpres 2024 yang membantah pernyataan Anies sudah sangat benar. Anggapan Anies jika di Indonesia sudah tak ada lagi demokrasi, dengan mengajukan contoh oposisi yang minim sangat tidak tepat.
“Padahal, dirinya terpilih sebagai Gubernur adalah bukti nyata bahwa demokrasi masih hidup, dan jelas-jelas Anies yang kala itu didukung Prabowo berstatus oposisi terhadap pemerintahan Jokowi,” pungkas Agus.
Laporan: Muhammad Lutfi