KedaiPena.com – Menanggapi pernyataan Bambang Brodjonegoro, bahwa konsumsi air galon atau air kemasan menjadi salah satu faktor kelas menengah Indonesia jatuh miskin, dinilai oleh Managing Director PEPS Anthony Budiawan sebagai bukti bahwa pemerintah tidak mampu untuk menyediakan air layak minum bagi masyarakatnya secara gratis. Sehingga masyarakat harus membeli untuk air layak minum.
“Pernyataan dan pendapat mantan menteri keuangan rezim Jokowi ini sungguh menyedihkan, tidak masuk akal sama sekali, absurd,” kata Anthony, Minggu (1/9/2024).
Ia bahkan menilai pernyataan Bambang itu merupakan upaya yang jelas dalam mencari kambing hitam atas ketidakmampuan dan kegagalan pemerintahan Jokowi dalam meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tingkat kemiskinan. Dan menyalahkan masyarakat karena kebiasaan konsumsi air kemasan.
Dalam pernyataannya, Bambang berkilah, konsumsi air kemasan tidak terjadi di semua negara. Menurut Bambang, masyarakat kelas menengah di negara maju terbiasa konsumsi air minum (dari kran) yang disediakan pemerintah di tempat-tempat umum.
“Niatnya mau membela kegagalan pemerintahan Jokowi, dengan mencari kambing hitam “konsumsi air kemasan”. Tetapi yang didapat justru sebaliknya,” ungkapnya.
Pernyataan Bambang justru mengungkap fakta dan sekaligus validasi, bahwa pemerintahan Jokowi selain telah gagal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat menengah bawah, tetapi juga telah gagal dalam penyediaan air siap minum di tempat-tempat umum.
“Karena, masyarakat hanya bisa konsumsi air siap minum dari keran-keran di tempat umum kalau pemerintah mampu menyediakan fasilitas tersebut,” ungkapnya lagi.
Faktanya, pemerintah tidak mampu menyediakan fasilitas air siap minum di tempat-tempat umum, sehingga masyarakat tidak bisa mengkonsumsinya.
“Artinya, masyarakat mengkonsumsi air kemasan karena tidak ada pilihan lain, karena pemerintah telah gagal menyediakan air siap minum yang aman, di tempat-tempat umum,” pungkas Anthony.
Laporan: Tim Kedai Pena