KedaiPena.Com – Kalangan buruh Sumatera Utara menagih janji Presiden Joko Widodo yang mengatakan akan ‘menjungkirbalikkan’ harga kebutuhan pokok pada bulan puasa Ramadhan tahun ini.
“Mana janji Jokowi yang katanya mau ‘jungkirbalikan harga?†” ujar Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Sumut, Willy Agus Utomo dalam keterangan pers kepada wartawan di kantornya Jalan Raya Medan – Tanjung Morawa kilometer 13,1 gang Dwi Warna, Rabu (8/6).
Didampingi Sekretaris FSPMI Sumut Tony Rickson Silalahi, Willy menambahkan, justru pernyataan presiden Jokowi berbanding terbalik dengan fakta di lapangan. Dimana harga kebutuhan pokok di pasar tradisional di berbagai daerah di Indonesia khususnya Kota Medan sekitarnya pada bulan puasa kali ini, justru mengalami kenaikan yang signifikan. Terutama untuk komoditas seperti telur, minyak goreng, gula, bawang, daging ayam dan daging sapi.
“Justru masyarakat khususnya kaum buruh yang ‘jungkirbalik’ dalam memenuhi kebutuhan hidupnya pasca bulan puasa kali ini. Kita sudah survei pasar tradisioanal, harga kebutuhan pokok justru mengalami kenaikan signifikan” bebernya.
Dikatakan Willy, pihaknya telah terjun ke pasar tradisional guna melakukan survei pasar. Adapun kata dia pasar yang di survei oleh mereka terbagi di tiga Kabupaten Kota yakni Kota Medan , Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai.
Dari tiga daerah tersebut, lanjut Willy terpantau kenaikan harga mengalami kenaikan signifikan. Diantaranya harga gula putih dari yang sebelum puasa hanya Rp12ribu, kini naik menjadi Rp16ribu, harga daging ayam juga mengalami kenaikan rata-rata 10 ribu hingga 15 ribu per kilonya, begitu juga dengan daging sapi pada sehari jelang Ramadhan bekisar Rp130 ribu – Rp145 ribu per kilo nya, sedang untuk harga Telur sebelumnya perbutir Rp1.200 kini menjadi Rp1.500 dan beberapa barang pokok lainnya juga mengalami kenaikan.
“Bahkan telur yang selama ini menjadi menu utama buruh karena murah pun sudah tidak bisa lagi dikonsumsi, karena sekarang menjadi mahal,” beber Willy.
Willy mengingatkan, agar pemerintah jangan hanya “omong besar” dengan memberi harapan semu seperti janji menurunkan harga daging menjadi Rp80 ribu per kilogram dan katanya harga bahan pokok sudah turun 5,5 %. Padahal kenyataannya, masyarakat saat ini menjerit, bahkan upah buruh tidak cukup lagi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluaraganya.
” Jangan omong besar saja pemerintah, kenaikan harga-harga ini mengakibatkan daya beli buruh turun hingga 20 persen. Padahal ketika harga-harga naik, upah buruh tidak ada kenaikan,” ketusnya.
Oleh karena itu, timpal Willy lagi, kaum buruh Sumut mendesak pemerintah agar segera melakukan operasi pasar. Tak hanya itu, Willy juga meminta Pemerintah berani memberantas mafia pangan sehingga dapat menekan harga-harga kebutuhan pokok menjadi normal kembali.
“Kita minta pemerintah pusat segera penuhi janjinya. Buat operasi pasar dan berantas mafia pangan , biar harga kebutuhan pokok normal bahkan bisa lebih murah dari sebelum kenaikan hari ini. Kita juga minta pemerintah dapat menaikan upah buruh untuk tahun 2017 nanti sebesar Rp.650 ribu sehingga tidak menjerit lagi kaum buruh nantinya,” tukas Willy.
(Dom)