KedaiPena.Com – Jika Anda mampir ke ujung selatan pulau Sumatera, jangan lupa mampir ke Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Taman nasional ini merupakan salah satu yang tertua di Indonesia.
Dan sampai saat ini, kawasan ini masih terjaga sebagai taman nasional. Diyakini ada sekitar 200 gajah sumatera (Elephas maximus sumatranensis) hidup di dalam Taman Nasional.
Way Kambas sendiri didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1937. Taman Nasional berada 110 km dari Bandar Lampung. TNWK menempati 1.300 km persegi dari hutan dataran rendah pantai sekitar Sungai Way Kambas di pantai timur Provinsi Lampung.
TNWK dikenal dengan konservasi gajah, karena selain menjadi tempat perlindungan bagi gajah sumatera, taman nasional ini juga dikenal sebagai tempat latihan mereka. Pada tahun 1985, di kawasan ini merupakan sekolah gajah pertama di Indonesia.
Nama awalnya adalah Pusat Latihan Gajah (PLG). Namun semenjak beberapa tahun terakhir ini namanya berubah menjadi Pusat Konservasi Gajah (PKG) yang diharapkan mampu menjadi pusat konservasi gajah dalam penjinakan, pelatihan, perkembangbiakan dan konservasi.
Hingga sekarang PKG ini telah melatih sekitar 300 ekor gajah yang sudah disebar ke seluruh penjuru Tanah Air. Di Way Kambas juga tedapat International Rhino Foundation yang bertugas menjaga spesies badak agar tidak terancam punah.
Di taman nasional ini terdapat hewan yang hampir punah di antaranya Badak Sumatera, Gajah Sumatera, Harimau Sumatera, Mentok Rimba dan Buaya Sepit. Untuk tanaman banyak diketemukan Api-api, Pidada, Nipah, pandan. Di bagian pesisir Taman Nasional Way Kambas yang berawa juga sering ditemukan berbagai jenis burung antara lain Bangau Tongtong, Sempidan Biru, Kuau raja, Burung Pependang Timur, dan beberapa burung lainnya.
Bulan Juni lalu, TNWK yang terletak di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung ditetapkan sebagai kawasan Taman Warisan ASEAN (ASEAN Heritage Park). Penetapan ini menjadikan TNWK sebagai Taman Warisan ASEAN ke-4 di Indonesia atau ke-36 di Asia Tenggara.
Penetapan kawasan konservasi menjadi Taman Warisan ASEAN merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kawasan di wilayah ASEAN yang dikenal dengan keanekaragaman hayati dan nilai ekosistemnya yang tinggi.
Dalam acara pembukaan pertemuan ASEAN Heritage Park Committee V, di Bandarlampung, Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Sutono mengatakan, penetapan Taman Nasional Way Kambas sebagai Taman Warisan ASEAN akan menjadi komitmen bersama dengan Komisi ASEAN Heritage Park untuk terus memelihara proses ekologis dan sistem pendukung kehidupan.
Di samping itu juga untuk memastikan pemanfaatan spesies dan ekosistem secara berkelanjutan, melestarikan keragaman genetik, menjaga keindahan alam, budaya, dan mendukung pendidikan, penelitian, serta pariwisata di TNWK.
“Tujuannya, agar pengelolaan kawasan lestari dapat memberikan manfaat yang optimal, tidak hanya manfaat ekologis, tetapi juga sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan,†ujar Sutono.
Taman Nasional Way Kambas menempati lahan seluas 1.300 km persegi dari hutan dataran rendah pantai sekitar Sungai Way Kambas di timur Provinsi Lampung. selain terdapat pusat konservasi gajah, di TNWK juga terdapat Suaka Rhino Sumatera (SRS) yang merupakan satu-satunya lokasi tempat pengembangbiakan badak Sumatera secara semi alami di Asia atau dunia.
Selain Taman Nasional Way Kambas di Lampung, terdapat tiga Taman Warisan ASEAN lain di Indonesia, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (Sumatera Utara dan Aceh), Taman Nasional Lorentz (Papua) dan Taman Nasional Kerinci Seblat (Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Utara).
(Prw/Ist)