KedaiPena.Com – Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) sudah berdiri dari tahun 1990. Sang pendiri, Mamay Salim pun berharap organisasi tersebut semakin meningkatkan kualitas.
Demikian dikatakan Mamay kepada KedaiPena.Com di Tebing Gunung Parang, beberapa waktu lalu.
“Organisasi harus memperbaiki diri. Sekarang pemanjat sudah ada, tapi targetnya pendek sekali. Panjat tebing di Indonesia, targetnya belum melihat ke dunia, atlet Indonesia kini berada di peringkat berapa,” kata Mamay.
Sejak menjadi eksebisi pada tahun 1996, panjat tebing lalu menjadi mata pertandingan di tahun 2000 Jawa Timur. Selanjutnya, para atlet yang mendapat medali, terutama emas mendapatkan bonus baik uang atau hadiah lain semisal menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
“Jadi, para atlet itu targetnya hanya mengejar PON. Sudah itu selesai kalau dapat bonus,” kecewa Mamay, yang juga bergelut di Eiger Adventure Service Team (EAST)..
“Harusnya para atlet berfikir ke dunia. Apalagi di Olimpidae 2020 Tokyo, panjat tebing sudah dipertimbangkan,” sambungnya.
Program, Mamay menambahkan, harus disusun dari jauh-jauh hari. Agar tidak terseok-seok saat menjalani pertandingan.
“Saya gak tahu kita seperti apa. Kita nyiapin atlet seperti apa. Padahal usia emas untuk olahraga kan terbatas. Usia 30an selesai. Makanya harus dibina dari sekarang,” tambah dia lagi.
“Selama ini saya tidak lihat FPTI mempersiapkan program itu. Jadi mudah-mudahan atlet yang sudah jadi terus dibina, termasuk latihan ke luar negeri, melihat informasi dari luar. Paling tidak Indonesia sudah mempersiapkan diri menuju Olimpiade,” jelas dia.
Laporan: Rustan Affandy
Foto: Istimewa