KedaiPena.Com – Era keterbukaan informasi melalui pesatnya perkembangan sosial media (medsos) makin hari kian terasa.
Meski bermanfaat, tak jarang medsos dipenuhi oleh konten-konten negatif, mulai dari penyebaran isu SARA, Bullying, hingga paham radikal.
Guru Besar Ilmu Komputer Institut Perbanas, Richardurs Eko Indrajit mengatakan tindakan pemblokiran saja tidak cukup untuk menghentikan penggerakan konten negatif tersebut.
Menurutnya, Indonesia perlu mengembangkan media sosial milik sendiri sehingga masyarakat tidak bergantung dengan media sosial buatan asing misalnya saja Facebook, Telegram, Twitter dan Lainnya.
“Makanya China itu dia putuskan enggak mau pakai media sosial buatan Amerika, dia bikin sendiri, konten sendiri, monitor sendiri,” ungkap Eko di Institut Perbanas, Jakarta, Kamis (27/7).
“Sebetulnya kita siap kok, asal kita mau atau tidak, kemudian political will-nya gimana, saya lihat anak-anak bangsa banyak yang bisa kok buat,” tegasnya.
Lanjut, Eko menuturkan, saat ini banyak aplikasi buatan anak bangsa yang telah dirilis, namun pengikutnya masih belum banyak, sehingga jika pemerintah serius seharusnya berikan bantuan untuk dikembangkan.
“Kayak pakai batik awalnya enggak percaya sekarang bisa kan pakai batik semua, sama, ayo kita pakai medsos buatan sendiri,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh