KedaiPena.com – Dengan deklarasi PPP untuk mengusung Ganjar Pranowo dan keluarnya Sandiaga Uno dari Partai Gerindra, semakin jelas terlihat bahwa langkah ini merupakan cara untuk memecah suara Islam, yang ada di lingkup Gerindra dan Koalisi Perubahan.
Pengamat Politik, Ujang Komarudin menyatakan masuknya Sandiaga Uno dalam konstalasi capres cawapres merupakan langkah untuk memecah suara Islam yang ada di Partai Gerindra.
“Skema ini merupakan skema Jokowi untuk memasukkan suara Islam ke Ganjar, melalui masuknya Sandiaga Uno ke PPP,” kata Ujang, Rabu (26/4/2023).
Termasuk juga, para pendukung yang dulu mengusung Prabowo Sandi dalam duet Pilpres 2019, akan terpecah juga dengan keluarnya Sandiaga dari Gerindra.
“Sandi dilihat juga sebagai sosok yang tepat untuk menarik suara Islam yang ada di Anies. Karena Sandi juga pernah berdampingan Anies, dan berhasil menang di Jakarta,” tuturnya.
Ujang melihat, hingga saat ini, kekuatan dari ketiga capres yang telah dideklarasikan, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, masih berimbang.
“Hingga saat ini belum ada yang elektabilitas-nya mencapai 50 persen atau lebih. Kita lihat SBY dulu saat menang 2004, elektabilitas-nya 60 persen. Jokowi 2014, juga 60 persen. Jadi belum kelihatan siapa yang unggul, masih sama peluangnya,” tuturnya lagi.
Ia melihat potensi Gerindra bergabung dengan Golkar terbuka dengan adanya deklarasi ini.
“Situasinya masih sangat cair. Semua bisa saja terjadi. Jika Gerindra dan PKB bergabung dengan Golkar, tentu saja, posisi Prabowo akan lebih kuat jika dibandingkan hanya dengan PKB. Tapi, Prabowo kemungkinan bukan dengan Cak Imin tapi dengan Airlangga Hartarto,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa