KedaiPena.Com – Dalam rangka dua tahun pemerintahan Jokowi-JK, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA), dinilai masih memiliki tugas besar untuk mengubah cara berpikir (mindset) masyarakat Indonesia untuk lebih menghormati dan melindungi kaum perempuan dan anak-anak.
Pasalnya, menurut Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Iskan Qolba Lubis, selama ini tugas besar tersebut, masih belum optimal dilakukan oleh Kemen-PPPA sebagai leading sector penanggung jawab pengambil kebijakan.
“Memang kita akui, dari segi anggaran Kementerian PPPA bisa dibilang tidak terlalu besar, karena fokus pada pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Namun jangan melupakan pembangunan mindset untuk memuliakan perempuan dan anak,” kata Iskan di Jakarta, Sabtu (21/10).
Diketahui, dalam Rapat Kerja bersama Kemen-PPPA, Kamis (20/10), Iskan telah menyampaikan hal tersebut di depan Menteri Yohanna Yembise. Menurut Iskan, dalam upaya melindungi perempuan dan anak, yang perlu dipikirkan adalah bagaimana terlebih dahulu mengubah mindset dalam memperlakukan perempuan dan anak. Mengingat, tujuan akan mudah tercapai bila pola pikir sudah terbentuk.
“Banyak sarana yang bisa dipakai untuk mengubah mindset itu, antara lain dengan membuat program, sosialisasi dengan iklan layanan masyarakat, dan pembangunan fasilitas yang memperhatikan kepentingan ibu dan anak. Misalnya selama ini kita cukup prihatin dengan belum terlindunginya anak di fasilitas umum, masih banyak orang merokok seenaknya, padahal di sana banyak anak-anak,†jelas wakil rakyat PKS dari Daerah Pemilihan Sumatera Utara II ini.
Selain itu, menurut Iskan, selama ini budaya Indonesia telah keliru dalam memerlakukan perempuan dan anak. Sebagian keluarga di Indonesia lebih mementingkan ayah. Sebagai contoh, dalam hal tata cara di meja makan (table manner), yang diutamakan adalah ayah, sedangkan sisanya diberikan kepada anak dan istri.
“Padahal kalangan anak dan perempuan adalah yang perlu diutamakan dan dilindungi. Dan majunya suatu bangsa ketika perempuan dan anak dimuliakan termasuk dalam gizi,” tutup Iskan.
(Prw)