KedaiPena.Com – Majelis Agama dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumut bersepakat, bahwa peristiwa yang terjadi di Gereja Katolik Stasi Santo Yoseph di jalan Dr Mansyur Medan tidak berkaitan dengan SARA ataupun masalah keagamaan lainnya, melainkan sebagai tindakan kriminal murni.
Kesepakatan itu berdasarkan Rapat Koordinasi yang dilakukan oleh Badan Kesbangpolinmas Sumut dengan Majelis Keagamaan se-Sumut dan FKUB di kantor Kesbangpolinmas, Senin (29/8).
“Majelis-majelis agama dan forum kerukunan beragama di Sumut sepakat menyatakan bahwa peristiwa yang terjadi kemarin tidak ada kaitannya dengan SARA. Karena pekerjaan pelaku bukan didorong karena satu keyakinan agama, dan bukan karena disuruh oleh salah satu agama. Yang kita lihat hanya upaya-upaya kriminilitas yang dilakukan terhadap Pastor tersebut,” ujar Ketua FKUB Sumut, Maratua Simanjuntak.
Adapun kesepakatan lainnya yang dihasilkan dari rapat tersebut, lanjut Maratua, bahwa Kesbangpolinmas Sumut dan Majelis Keagamaan sepakat untuk bersama-sama menjaga sarana dan prasarana rumah ibadah di Sumut dari gangguan pihak yang tidak bertanggunjawab. Kemudian, mendukung proses penegakan hukum secara tuntas terhadap semua peristiwa yang mengganggu kerukunan umat beragama di Sumut.
“Selain itu, para tokoh agama yang hadir sepakat untuk menjaga kondusifitas Sumut yang sudah dikenal di Indonesia dan menolak segala bentuk anarkisme, radikalisme dan terorisme serta berharap kepada pengguna media sosial turut menjaga kerukunan umat beragama di Sumut,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Ideologi dan Kewaspadaan Bangsa Kesbangpolinmas Provsu, Sudarto Purba mengapresiasi langkah FKUB dan majelis agama itu. Sebagaimana kesepakatan yang dihasilkan dalam Rakor hari ini, diharapkannya dapat menjadi angin segar bagi kerukunan umat beragama di Sumut dan Kota Medan yang selama ini dikenal cukup baik.
“Selain pihak kepolisian, kita juga mengapresiasi peran serta FKUB dan majelis agama dalam menjaga kerukunan umat. Kita berharap dengan adanya kesepakatan bersama ini kondisi keamanan tetap kondusif dan masyarakat tidak mudah terprovokatif dengan isu dan kabar-kabar yang ingin memecah belah kita,” sebut Sudarto.
Sementara itu, Ketua MUI Kota Medan, Mohd Hatta berharap Kepolisian dapat bekerja maksimal dan tidak hanya terfokus terhadap pelaku dengan tindakpidana yang akan diberikan semata. Tapi polisi juga dapat mendalaminya dengan menelusuri motif dan latar belakang pelaku.
Hatta mengkhawatirkan, apa yang dilakukan pelaku hanya untuk menarik perhatian saja. Oleh karenanya ia berharap agar kasus ini harus diselidiki secara tuntas, mengenai apa dan siapa pelaku atau kemungkinan ada orang lain yang menjadi aktor dibalik peristiwa tersebut.
“Hal ini harus segera di selidiki secara tuntas agar tidak menimbulkan multi tafsir ditengah masyarakat. Karena yang kita tau, dalam sejumlah kasus yang terjadi di masyarakat, polisi berhenti melakukan penyelidikan saat pelaku sudah berada di pengadilan. Sehingga kita tidak pernah tau lagi bagaimana perkembangan selanjutnya,” kata Hatta.
(Iam/ Dom)