KedaiPena.com – Potensi terjadinya kecurangan, dapat terjadi dalam setiap gelaran Pemilu. Yang membedakannya hanya lah jenis kecurangan yang dilakukan.
Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan kecurangan pasti terjadi di setiap Pemilu baik yang lalu maupun pemilu yang akan datang.
“Pemilu itu adalah taruhan kita bagi masa depan bangsa ini. Saya katakan, apakah pemilu kita itu akan bebas dari kecurangan? Tidak. Pemilu itu pasti diwarnai kecurangan yang kemarin dan yang besok,” kata Mahfud MD dalam Seminar Nasional di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa (23/5/2023).
Ia menjelaskan kecurangan yang terjadi di era reformasi ini berbeda dengan kecurangan Pemilu di era orde baru di bawah Soeharto. Dulu, curang dilakukan pemerintah, yang menang harus Golkar.
“Pemilu besok Golkar dapat sekian, PDI sekian, PPP sekian. Diatur sebelumnya. Bukan berita bohong, memang iya. Apakah besok akan ada kecurangan? Pasti ada karena sudah 5 kali pemilu kita. Tetapi beda,” tuturnya.
Mahfud mengingatkan bahwa KPU bukanlah pemerintah, tapi lembaga independen yang dibentuk undang-undang. Tidak masuk dalam struktur eksekutif.
“Jadi yang curang itu antara rakyat dengan rakyat. Dan itu akan terjadi, percaya saya. Makanya kita bentuk MK. MK juga harus terbuka dan independen. Karena kalau keputusannya tidak terbuka dan independen akan jadi masalah politik yang besar,” tuturnya lagi.
Ia memisalkan, partai A gugat B, B gugat C, C gugat F.
“Yang curang siapa? Peserta biasanya membayar orang di TPS, memalsukan suara dari TPS ke kelurahan, dari kelurahan ke kecamatan, sudah diakali sedemikian rupa. Masih saja terjadi kasus-kasus seperti itu,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa