KedaiPena.com – Aktivitas awan panas yang terjadi sebanyak 17 kali sejak Rabu (9/3/2022) pukul 23.18 WIB hingga Kamis (10/3/2022) pukul 07.33 WIB mengarah ke Sungai Gendol atau arah tenggara, dengan jarak luncur maksimal sekitar 5 kilometer.
Kejadian awan panas yang mengarah ke Sungai Gendol ini, tercatat terakhir terjadi pada 25 Juni 2021.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyatakan pada minggu ini terjadi guguran rata-rata 140 kali per hari dengan aeah dominan adalah barat daya, khususnya Sungai Bebeng, dengan jarak luncur maksimal 2,2 km.
“Lonjakan energi yang terjadi di Merapi akibat rangkaian awan panas. Sementara, seismisitas internal kegempaan vulkanik dangkal rata-rata dalam seminggu adalah 1 kali per hari. Untuk deformasi EDM barat laut terjadi 0,4 cm per hari. Sehingga bisa dikatakan, aktivitas seismik dan deformasi masih tinggi,” kata Hanik dalam konferensi pers BBPTKG, Kamis (10/3/2022).
Atas kejadian tersebut, Hanik menyatakan sudah melakukan koordinasi langsung dengan pemangku wilayah terancan serta relawan.
“Saat ada awan panas kita sudah langsung koordinasi. Kami meminta masyarakat sekitar tetap tenang namun siaga atas perkembangan yang terjadi. Khusus untuk wilayah terpapar awan panas guguran, kami merekomendasikan untuk tidak beraktivitas di daerah tersebut,” ucapnya.
Informasi akurat terkait Merapi dapat diakses diberbagai media sosial yang dimiliki oleh BBPTKG.
“Tadi malam ada pengungsi 193 jiwa dari total 443 penduduk. Tapi pagi ini sudah kembali ke rumah masing-masing,” ucapnya lagi.
Untuk kedepannya, Hanik menyatakan dari analisis data drone, terlihat bahwa nilai volume kubah lava tengah adalah 3,2 juta meter kubik dan kubah lava barat daya adalah 1,6 juta meter kubik. Yang artinya adalah kubah lava masih aktif.
“Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik, bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak,” paparnya.
Secara terpisah, Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengatakan, terkait dengan aktivitas saat ini, pihaknya memberikan beberapa rekomendasi kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi.
“Kepada Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya–upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini, ” katanya.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
“Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” pungkasnya.
Laporan: Natasha