KedaiPena.com – Menyikapi keputusan Mendikbudristek yang tidak mewajibkan mahasiswa S1 menuliskan skripsi serta bagi mahasiswa S2 dan S3 tanpa perlu melakukan penulisan di jurnal terakreditasi, Pengamat Pendidikan, Indra Charismiadji menyatakan setiap kebijakan di Indonesia harusnya bermuara pada mencerdaskan anak bangsa.
“Mau pakai skripsi, mau tidak, ujungnya harus anak bangsa ini cerdas. Apalagi, saat ini tantangan yang sering disebutkan oleh presiden kita, untuk menjadi negara besar kita harus serius, agar jangan ketinggalan kereta,” kata Indra, dikutip Kamis (31/8/2023).
Ia memaparkan setiap kebijakan Mendikbudristek selama ini tak pernah ada penjelasan.
“Sepertinya sekarang, tidak ada penjelasan, kenapa harus dihapuskan. Apakah sudah ada kajian akademisnya?” ujarnya.
Indra menyebutkan dirinya termasuk kelompok yang lulus S1 tanpa perlu menuliskan skripsi.
“Kampus saya memang tidak ada penulisan skripsi, tapi sejak memasuki kelas atas, setiap mahasiswa harus membuat academic paper per mata kuliah, tulisan yang bobotnya sama dengan skripsi. Jadi seperti menulis banyak skripsi,” ujarnya lagi.
Terlepas dari itu semua, ia menegaskan yang terpenting adalah tujuan dari kebijakan tersebut.
“Mahasiswa senang karena tidak perlu menulis skripsi. Tapi apakah mahasiswa senang itu bisa menjadi indikator bahwa manusia Indonesia lebih unggul, generasi masa depan cerdas atau tidak,” kata Indra.
Sementara untuk mahasiswa S2 dan S3, ia menilai kebijakan kurang tepat. Karena ia menilai penting bagi para mahasiswa itu untuk melakukan tesis atau disertasi.
“Mahasiswa S2 dan S3 ini memang perlu karya nyata, dan itu semua butuh narasi, dasarnya apa, teorinya apa. Kayak kebijakan sekarang ini, dasarnya apa, teorinya apa, kejelasan akademiknya apa,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa