KedaiPena.Com – Sikap Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang memberi perintah kepada Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (LBP) untuk menekan pandemi Covid-19 di 9 provinsi dalam waktu dua minggu membingungkan. Dianggap demikian, karena LBP merupakan jenderal dengan latar militer, bukan ahli kesehatan.
“Mungkin Jokowi mau perang-perangan dengan virus. Mungkin mau dibombardir,” kata Syafril Sjofyan, Pengamat Kebijakan Publik kepada KedaiPena.Com, Senin (5/10/2020).
LBP, sang Menko “serba bisa” pun dengan bangga menyatakan sanggup menyelesaikan tugas Presiden. Apalagi, karena dia ahli memimpin dan punya lima tenaga ahli “jempolan”.
Satu di antaranya lulusan kedokteran gigi, dilanjut pendidikan di LN. Kemudian empat lainnya tidak ada satupun terkait dengan dengan latar belakang kesehatan.
Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Patriot Peduli Bangsa (FKP2B) ini menambahkan, hasilnya seperti sudah diperkirakan oleh Dr Rizal Ramli.
“Sahabatnya itu akan gatot alias gagal total, karena tanpa adanya perubahan strategi, cuma mengandalkan omongan doang. Dua minggu terlewati, dan virus Covid-19 semakin berjaya, merasa menang dari LBP.
“Sebaliknya, sang Guru Besar Prof. Dr. Akmal Thaher dari UI yang punya keahlian dan brevet khusus ahli kesehatan, serta telah mengabdi berpuluh tahun dibidangnya menyatakan mundur dari Satgas Covid-19. Alasannya walahualam, yang pasti setelah Jokowi mengangkat LBP.
“Presiden Jokowi seharusnya memarahi sang Menko karena target dua minggu terlewati tanpa hasil, tanpa bisa menundukan dan keganasan virus Covid-19. Rupanya virus bandel dan suka ngeledek tersebut tidak takut sama sekali dengan gertakan Opung (LBP). Akhirnya Jokowi menyatakan dalam video terbarunya, saya mengambil risiko untuk mengatasi pandemi Covid-19. Akankah Opung di-reshuffle?,” tandas Syafril.
Laporan: Muhammad Lutfi